BeritaKALTENGNASIONALOPINI

Profil dan Perjalanan Borneo Halim Group: Dari Toko Kecil hingga Konsern Consumer Goods

KALTENG.CO Borneo Halim Group (BHG) adalah kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah toko sembako kecil di tepi Dermaga Arut, yang didirikan Hartono Halim pada awal 1990-an, mampu tumbuh menjadi raksasa consumer goods di Kalimantan Tengah.

Sejak 1993, BHG telah melebarkan sayap ke berbagai lini usaha—mulai dari General Trade (Toko Borneo, Borneo Gudang), Distribusi (Borneo Cipta Mandiri), hingga Retail Modern (Megamart, Borneo Supermarket, Bormart), serta manufaktur (Marunting). Perusahaan ini terus berkembang mengikuti kebutuhan pasar dan kemajuan teknologi, termasuk menjadi pelopor kasir digital di wilayahnya sejak 2000, serta memperluas jaringan retail hingga pelosok Kalteng.

Jejak Sejarah: Dari Pinggir Dermaga ke Jaringan Retail Modern

• 1994 – Hartono Halim membuka toko kecil di tepi Dermaga DAS Arut, menjajakan tepung, kecap, mentega, dan kebutuhan dapur lainnya.
• 1999–2001 – Usaha berkembang menjadi Borneo Toserba, lalu berganti nama menjadi Borneo Khatulistiwa Swalayan (BKS) pada 2001.
• 2002–2013 – Lahir unit distribusi Borneo Agen yang kemudian menjadi Borneo Cipta Mandiri, menjalin kerja sama dengan puluhan supplier dan menjangkau ribuan outlet di Kalteng.
• 2011–2024 – Ekspansi besar-besaran:
o 2011: Pembukaan minimarket Megamart pertama di Kotawaringin Lama.
o 2012: Rebranding BKS menjadi Borneo Supermarket.
o 2016: Masuk ke manufaktur dengan pabrik Marunting, memproduksi minyak goreng berlabel lokal.
o 2017–2024: Pembukaan puluhan cabang baru Megamart, Borneo Supermarket, dan brand retail Bormart.

Struktur Bisnis di Bawah Payung BHG

• General Trade: Toko Borneo, Borneo Gudang
• Distribusi: Borneo Cipta Mandiri (FMCG, ribuan SKU)
• Modern Trade: Borneo Supermarket, Megamaret, Bormart
• Manufaktur: Marunting (minyak goreng lokal, produk kemasan SNI)

Komitmen CSR: Gizi Anak Pedalaman dan Kepedulian Sosial

BHG dikenal bukan hanya karena kesuksesan bisnisnya, tetapi juga karena kepedulian sosial yang konsisten. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) seperti Gizi Anak Pedalaman, Borneo Peduli, Megamaret Peduli, dan Bormart Peduli, perusahaan rutin memberikan bantuan sembako, dukungan pendidikan, hingga layanan kesehatan bagi masyarakat di daerah tertinggal.

Dalam salah satu kegiatannya, BHG membagikan susu SGM dan snack bergizi kepada siswa SD Baboal Baboti, Kecamatan Kolam, Kotawaringin Barat. Program ini menjadi wujud nyata komitmen perusahaan untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak di pedesaan.

CEO BHG, Hartono Halim, menegaskan bahwa sasaran utama program ini adalah anak-anak sekolah di wilayah yang masih tertinggal.

“Kami ingin mereka tidak hanya memiliki asupan gizi cukup, tetapi juga kesempatan untuk berkembang pesat—menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berani bermimpi besar,” ujarnya.

Harapan untuk Masa Depan

BHG terus menempatkan keberlanjutan sebagai fokus utama—baik dalam bisnis maupun dalam kontribusi sosial. Hartono Halim percaya bahwa keberhasilan tanpa berbagi hanyalah pencapaian kosong.

“Kami ingin tumbuh bersama masyarakat, memastikan generasi muda di Kalteng memiliki masa depan yang lebih cerah,” tegasnya.

Dengan rekam jejak lebih dari tiga dekade, BHG membuktikan bahwa perusahaan lokal bisa menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus agen perubahan sosial di daerahnya. (pra)

EDITOR : TOPAN

Related Articles

Back to top button