Seiring Perbaikan Ekonomi, Harga Emas Cenderung Turun
KALTENG.CO – Emas sudah meninggalkan harga tertinggi sekitar USD 2.000 per troy ounce atau sekitar Rp 1 juta per gram. Seiring dengan membaiknya kondisi perekomian, harga emas akan cenderung turun.
Namun, logam mulia masih menjadi investasi primadona saat ekonomi global dan domestik di liputi ketidakpastian.
Vice Director Institute for Development of Economics and Finance Eko Listiyanto mengatakan bahwa investasi emas memiliki kecenderungan yang cukup unik. Sebab, periode ekonomi menurun, harga emas justru cenderung naik.
”Ekonomi global sedang resesi. Jadi, emas juga kecenderungannya naik walaupun mungkin bisa di katakan kalau sekarang kenaikannya sudah tidak seperti masa awal Covid-19,” tuturnya.
Kenaikan harga logam mulia memang cukup signifikan selama pandemi. Jika di review sejak awal pandemi melanda Indonesia di kuartal 1 2020, Emas Cenderung langsung melesat 20 persen. Bahkan sempat meningkat sekitar 50 persen jika di bandingkan dengan 2019.
”Dari sebelum pandemi harga sekitar Rp 600 ribu per gram hingga tembus Rp 1 juta per gram,” tambah Eko.
Jumat lalu (18/6/2021), market bergejolak karena fluktuasi emas dunia. Komoditas itu mengalami penurunan beruntun dalam minggu tesebut. Dari level USD 2.000 per troy ounce melandai ke level sekitar USD 1.800 per troy ounce.
Harga emas dunia cenderung mengalami tekanan hebat setelah bank sentral AS (The Fed) mengindikasikan suku bunga bisa naik dua kali pada 2023 dalam pengumuman kebijakan moneter.
Eko menegaskan bahwa secara pola, emas akan menurun ketika perekonomian bergerak ke arah yang lebih stabil. ”Jadi, di Indonesia sendiri kalau di tanya kapan emas akan turun itu kemungkinan besar pada saat ekonomi mulai stabil,” katanya.