Berita

Selama Januari-Juli 2023, Ditemukan 1.647 Hotspot di Kalteng

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Selama Januari-Juli 2023, ditemukan 1.647 hotspot di Kalteng. Angka tersebut merupakan hasil kalkulasi perhitungan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng.

Baru-baru ini, BPB-PK Kalteng mencatat, bahwa dalam kurun waktu 24 jam terdapat 47 titik panas terjadi di wilayah Bumi Tambun Bungai ini. Dimana dari angka itu terjadi 22 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan luasan terbakar mencapai 27,783 hektare.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Kepala BPB-PK Kalteng, Ahmad Toyib, mengatakan, berdasarkan data yang tercatat saat ini, sebaran hotspot terjadi di wilayah Kalteng kurang lebih sebanyak 1.647 hotspot. Angka itu merupakan jumlah dalam kurun waktu Januari – Juli 2023.

“Dari ribuan titik hotspot yang terpantau tersebur, sedikitnya ada sekitar 501 karhutla yang terjadi selama tujuh bulan belakangan ini,” katanya, Kamis (27/7/2023).

Menurutnya, wilayah Kalteng didominasi lahan gambut. Untuk data luasan karhutla selama periode itu sendiri diperkirakan seluas 1264,5025 hektare. Dari jumlah itu mengalami peningkatan terjadi pada Juni dengan luas 394,8241 hektar dan Juli 570,982 hektar.

Berdasarkan peta potensi kemudahan kebakaran, hanya wilayah Kabupaten Murung Raya yang masih memiliki zona biru. Sedangkan 12 Kabupaten dan 1 Kota sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan atau masuk dalam zona merah.

“Untuk kendala memang masalah klasik, setiap ada kejadian Karhutla, yaitu saat terjadi kebakaran pada banyak titik sekaligus. Selain itu kendala lainnya, ialah teman-teman di lapangan yang hendak melakukan pemadaman kesulitan akses menuju lokasi atau fire spot,” paparnya.

Masih banyak kendala lainnya, seperti yang paling sering dialami oleh teman-teman pemadam adalah sumber air tidak ada di dekat fire spot. Jika terjadi kendala pada akses dan sumber air, pihaknya pun akan mengerahkan helikopter water bombing.

“Kalau sudah seperti itu, maka satuan tugas (Satgas) Darat akan meminta bantuan Satgas Udara untuk melakukan water bombing,” pungkasnya. (oiq)

Related Articles

Back to top button