BeritaFAMILYLife StyleMETROPOLIS
Stalking Mantan di Media Sosial: Tanda Ada yang Salah?
KALTENG.CO-Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Sayangnya, kemudahan mengakses informasi tentang orang lain ini juga membuka peluang untuk perilaku yang tidak sehat, salah satunya adalah stalking mantan pasangan.
Perilaku stalking mantan di media sosial mungkin terlihat sepele, namun di baliknya tersimpan beragam alasan dan dampak psikologis yang perlu diperhatikan. Dilansir dari Global English Editing, berikut adalah 8 sifat yang sering kali dimiliki oleh orang yang kerap melakukan stalking mantan:
- Ketidakmampuan untuk Move On: Tindakan stalking seringkali menjadi tanda bahwa seseorang belum bisa sepenuhnya move on dari hubungan sebelumnya. Mereka masih memiliki perasaan yang kuat, baik itu cinta, benci, atau kombinasi keduanya.
- Rasa Takut Ditinggalkan: Orang yang takut ditinggalkan cenderung terus memantau kehidupan mantan pasangannya untuk memastikan bahwa mereka tidak bahagia atau lebih baik tanpa dirinya.
- Kebutuhan Validasi: Melalui stalking, seseorang berusaha mencari validasi atas pilihannya untuk mengakhiri hubungan. Mereka ingin memastikan bahwa keputusan mereka adalah yang benar.
- Perbandingan Diri: Stalking seringkali dilakukan untuk membandingkan diri dengan pasangan baru mantan atau dengan kehidupan mantan secara umum.
- Kecemburuan: Perasaan cemburu yang belum terselesaikan dapat mendorong seseorang untuk terus memantau kehidupan mantan pasangannya.
- Kurangnya Percaya Diri: Orang yang kurang percaya diri cenderung mencari pengakuan dan perhatian dari mantan pasangannya, meskipun itu hanya melalui media sosial.
- Kebutuhan Kontrol: Stalking dapat menjadi cara bagi seseorang untuk merasa memiliki kontrol atas kehidupan mantan pasangannya, meskipun hanya secara virtual.
- Kebosanan: Terkadang, orang melakukan stalking hanya karena merasa bosan atau penasaran.