Sumpah Pemuda Momentum Pererat Persatuan dan Kesatuan Bangsa

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94 tahun 2022, tokoh masyarakat sekaligus akademisi, Dr. Andrie Elia, SE, M.Si mengajak seluruh generasi muda di Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk menyikapi permasalah-permasalahan bangsa khususnya di daerah secara bijak dan cerdas.
Hal ini disampaikan Andrie Elia, saat dikonfirmasi Kalteng.co di kediamannya, jalan Aries, Kamis (27/10/2022). Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan tema Hari Sumpah Pemuda ke-94 yakni Bersatu Membangun Bangsa, dimana tema tersebut harus dicerminkan dam di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya ucapkan selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94 dengan mengusung tema Bersatu Membangun Bangsa. Dalam momentum ini kita sudah seharusnya menyikapi permasalahan-permasalahan maupun kondisi bangsa khususnya di daerah secara bijak dan cerdas, sebagaimana tema yang diusung serta mengimpelemntasikan tema tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.
Mantan Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2018-2022 ini juga mengatakan, di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat, masyarakat terutama kaum pemuda tidak bisa berjalan secara individu, mengingat untuk menghadapi berbagai persoalan bangsa, seluruh elemen masyarakat harus bersatu padu.
“Hal inilah yang menjadi tantangan kita kedepan, bahwa Indonesia pada tahun 2045 akan menerima bonus Demografi, dimana generasi millenial akan menjadi ujung tombak sekaligus pemimpin diberbagai sektor termasuk pemimpin bangsa. Sehingga kita harus mulai mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan tersebut sejak saat ini,” ujarnya.
Kendati demikian, ia mengingatkan agar kaum millenial mampu membentuk pola pikir yang konstruktif serta dinamis namun tetap dalam tatanan norma, etika dan moral yang berlaku di Indonesia, guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Semua itu, terkandung dalam wawasan kebangsaan serta harus ditumbuhkembangkan dalam pola pikir. Jangan sampai kita terseret arus informasi global dan meninggalkan khasanah Indonesia yang terintegrasi dengan nilai-nilai budaya daerah ,” tandasnya.
Sebagai salah tokoh akademisi di Bumi Tambun Bungai, ia juga mengingatkan kepada seluruh generasi muda khususnya para mahasiswa bisa menyampaikan aspirasi maupun usulan dengan mengedepankan etika serta norma yang berlaku baik dalam kegiatan belajar atau unjuk rasa.
“Saya menjadi dosen lebih dari 30 tahun dan pernah menjabat sebagai Rektor, sehingga benar-benar memahami bagaimana karakteristik dari mahasiswa. Mereka perlu dibimbing dan kita berikan ruang baik dalam belajar, berinovasi dan menunjukan jati diri, namun tetap mengedepankan etika serta hal inilah yang harus kita kawal terus,” ungkapnya.
Ia juga menyayangkan adanya aksi unjuk rasa oleh mahasiswa di depan Kantor Gubernur Kalteng, yang diwarnai dengan aksi membakar foto Gubernur dan Wakil Gubernur.
“Sebenarnya tidak hukum manapun yang melarang setiap orang untuk menyampaikan pendapat dimuka umum. Tetapi pendapat tersebut disampaikan secara beretika dan bermoral sehingga syaa sangat menyayangkan adanya aksi unjuk rasa mahasiswa yang diwarnai denhan aksi membakar foto Gubernur serta Wakil Gubernur, dimana hal ini harus dijadikan bahan ntrospeksi dari pihak lembaga penyelenggara pendidikan khususnya Perguruan Tinggi yang menaungi,” tutupnya.(ina)