ilustrasi orang tidur (freepik)KALTENG.CO-Setiap orang pasti pernah mengalami hari-hari di mana mereka ingin menghindari kenyataan. Namun, bagi sebagian orang, tidur bukan sekadar cara untuk mengistirahatkan tubuh, melainkan juga menjadi sarana untuk melarikan diri dari masalah.
Dari sudut pandang psikologi, terdapat beberapa perilaku khas yang mengindikasikan bahwa seseorang menggunakan tidur sebagai mekanisme pelarian.
Mengapa Tidur Menjadi Pelarian?
- Menghindari Emosi Negatif: Tidur dapat menjadi cara untuk menghindari emosi negatif seperti stres, kecemasan, atau kesedihan. Ketika seseorang merasa tertekan, tidur dapat memberikan pelarian sementara dari perasaan tersebut.
- Melarikan Diri dari Tanggung Jawab: Dalam beberapa kasus, tidur digunakan untuk menghindari tanggung jawab atau tugas yang menantang. Dengan tidur, seseorang dapat menunda atau menghindari masalah yang harus dihadapi.
- Mencari Kenyamanan: Tidur dapat memberikan rasa nyaman dan aman, terutama bagi orang yang merasa tidak aman atau tertekan dalam kehidupan nyata.
- Gangguan Kesehatan Mental: Penggunaan tidur sebagai mekanisme pelarian yang berlebihan dapat menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan kecemasan.
Tanda-tanda Tidur Sebagai Mekanisme Pelarian
- Tidur berlebihan (hipersomnia): Tidur lebih lama dari yang dibutuhkan secara teratur.
- Menggunakan tidur untuk menghindari interaksi sosial atau situasi yang tidak nyaman.
- Merasa sulit untuk tetap terjaga saat menghadapi masalah atau tugas yang menantang.
- Merasa lebih baik setelah tidur, tetapi masalah yang dihadapi tidak terselesaikan.
- Perubahan pola tidur yang drastis, seperti tidur sepanjang hari dan terjaga di malam hari.
Dampak Negatif Tidur Sebagai Pelarian
- Menghambat penyelesaian masalah: Menghindari masalah dengan tidur tidak akan menyelesaikan masalah tersebut.
- Memperburuk kesehatan mental: Penggunaan tidur sebagai pelarian yang berlebihan dapat memperburuk gejala gangguan kesehatan mental.
- Mengganggu produktivitas: Tidur berlebihan dapat mengganggu produktivitas dan kinerja sehari-hari.
- Menimbulkan masalah kesehatan fisik.
Bagaimana Mengatasi Tidur Sebagai Pelarian?
- Mengidentifikasi pemicu: Cobalah untuk mengidentifikasi situasi atau emosi yang memicu keinginan untuk tidur berlebihan.
- Mencari dukungan: Bicarakan dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental.
- Mengembangkan strategi koping yang sehat: Cari cara lain untuk mengatasi stres dan emosi negatif, seperti olahraga, meditasi, atau hobi.
- Menerapkan pola tidur yang sehat. (*/tur)