BeritaNASIONALPENDIDIKAN

TKA Pengganti UN Resmi Dimulai 3 November: Kemenag Pastikan Madrasah Aliyah 90% Siap!

KALTENG.COTes Kemampuan Akademik (TKA), instrumen evaluasi pendidikan nasional yang kini menggantikan Ujian Nasional (UN), resmi dimulai Senin (3/11/2025).

Pelaksanaan asesmen penting ini turut melibatkan Madrasah Aliyah (MA) di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag).

Kesiapan penuh madrasah menyambut era baru evaluasi ini disampaikan langsung oleh Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno. Beliau menegaskan bahwa seluruh MA yang memilih untuk mengikuti TKA sudah siap.

“Pada 2025 ini dimulai (penyelenggaraan) TKA, pengganti UN,” kata Amien Suyitno di sela acara Madrasah Robotic Competition (MRC) 2025 di Kab. Bogor pada 1 November.


Kesiapan Madrasah Menyambut TKA 2025

Antusiasme dan kesiapan Madrasah Aliyah dalam menghadapi TKA 2025 bukan tanpa alasan. Kemenag telah melakukan berbagai persiapan strategis untuk memastikan siswa madrasah dapat meraih hasil yang maksimal.

1. Penyiapan Kompetensi Siswa

Amien Suyitno optimistis siswa madrasah akan sukses dalam TKA. Menurutnya, kemampuan akademis siswa madrasah saat ini semakin meningkat.

“Pertama tentu penyiapan kompetensi anak-anaknya. Karena TKA ini sebenarnya sebuah proses ujian yang layaknya ujian-ujian sebelumnya, hanya saja dengan mekanisme yang terbaru,” jelas Suyitno.

TKA sendiri dirancang untuk mengukur daya nalar, analisis, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, tidak hanya mengandalkan hafalan. Hal ini sejalan dengan upaya Kemenag yang terus mendorong peningkatan mutu pendidikan.

2. Pembaruan Infrastruktur dan Fasilitas Digital

Selain fokus pada peningkatan kompetensi akademik, Kemenag juga menyediakan dukungan teknis dan infrastruktur.

“Kita juga menyediakan pembaruan alat-alat, untuk mendukung TKA,” tambah Suyitno.

Dengan persiapan infrastruktur yang memadai, ujian berbasis daring (online) ini diharapkan dapat berjalan lancar dan tanpa kendala, bahkan di wilayah terpencil sekalipun, memastikan integritas dan akuntabilitas berbasis teknologi.


TKA sebagai Ujian Opsional, Mayoritas MA Antusias

Meskipun pelaksanaan TKA bersifat opsional pada tahun pertama penerapannya di jenjang Madrasah Aliyah, animo keikutsertaan dilaporkan sangat tinggi.

“Saya kira di atas 90 persen (MA ikut TKA),” ungkap Suyitno, menambahkan bahwa pilihan untuk tidak ikut murni didasarkan atas pertimbangan personal madrasah.

Tingginya angka partisipasi ini menunjukkan kesadaran kolektif madrasah untuk menggunakan TKA sebagai instrumen objektif dalam memetakan potensi akademik siswa. Hasil TKA ini pun dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang perguruan tinggi.


Madrasah: Mencetak Cendekiawan Berakhlak Mulia

Peningkatan kemampuan siswa madrasah tidak terbatas pada bidang akademik saja. Suyitno menekankan bahwa madrasah kini juga aktif memfasilitasi talenta lain, seperti di bidang robotika dan sains.

Melalui ajang Madrasah Robotic Competition (MRC) 2025, Kemenag menunjukkan komitmennya dalam memfasilitasi bakat dan minat non-akademik siswa.

  • MRC 2025 Pecahkan Rekor: Total peserta MRC tahun ini mencapai 616 peserta, menjadikannya rekor peserta terbanyak.
  • Wadah Kreativitas: Ajang ini menjadi momentum kebangkitan inovasi madrasah dan wadah untuk menampilkan bakat di bidang sains, teknologi, dan lingkungan.

“Madrasah bukan hanya mencetak ulama, tapi juga calon ilmuwan dan insinyur yang berakhlak mulia,” tutup Suyitno.

Dengan dimulainya TKA, Madrasah Aliyah siap menunjukkan bahwa lulusannya memiliki daya saing tinggi, setara bahkan berpeluang melampaui lulusan sekolah umum, menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan dan akhlak. (*/tur)

Related Articles

Back to top button