“Tolong Bantu Kami Mencari Nafkah, Keluarga Kami Juga Butuh Makan”
BANJARMASIN, Kalteng.co – Larangan mudik menimbulkan efek domino. Bukan hanya bagi sopir, tapi juga penjual tiket bus antarprovinsi di Terminal Km 6 Banjarmasin Timur. Mayoritas loket penjualan tutup. Hanya loket tiket DAMRI saja yang terlihat buka pada Kamis (6/5).
Kebijakan pemerintah tersebut membuat resah para penjual tiket bus. Padahal momen mudik lebaran biasa menjadi kesempatan panen rezeki. Namun karena adanya kebijakan ini, mereka terpaksa mengubur angan-angan bisa mendapatkan untung.
“Banyak penumpang yang menghubungi, ya saya jawab saja libur,” ucapnya. H Iling menyayangkan kenapa mudik di larang, sementara acara atau kegiatan yang mengumpulkan banyak orang malah di biarkan. Ia mengaku bingung. “Namun apa daya, saya hanyalah rakyat kecil,” katanya.
Menurutnya sebelum memberlakukan larangan, pemerintah juga harus menyiapkan solusi. Keberlangsungan perekonomian sopir, agen tiket, sampai pemilik mobil angkutan penumpang di Terminal Km 6 ini saling berkaitan, tidak bisa di pisahkan. Jika salah satu saja terhenti, semuanya otomatis setop.
“Larangan mudik dari tanggal 6-17 Mei membuat kami sulit mencari nafkah, sementara kami tak punya usaha lain,” tuturnya. Dia mengatakan, semenjak pandemi melanda, banyak usaha jasa transportasi di Terminal Km 6 gulung tikar lantaran tak kuat bertahan.
Animo masyarakat untuk menggunakan jasa trans-portasi bus, menurutnya memang mengalami penurunan. Hal ini sudah berlangsung lama sebelum pandemi melanda. Momen mudik adalah kesempatan untuk mencari keuntungan. Biasanya menjelang lebaran Terminal Km 6 Banjarmasin yang menjadi terminal induk transpor-tasi antarkota dan provinsi sedang penuh-penuhnya.
“Bukan melawan pemerintah, kesehatan memang perlu di jaga, tapi tolong bantu kami mencari nafkah, keluarga kami juga butuh makan,” pintanya.