Tradisi Begadang di Sabtu Vigili: Malam Agung Penantian Kebangkitan Kristus dalam Liturgi Paskah

KALTENG.CO-Bagi umat Katolik di seluruh dunia, hari ini, Sabtu (19/4/2025), adalah malam yang sangat sakral dan penuh makna: Sabtu Vigili. Dalam kalender liturgi Gereja Katolik, malam ini menandai puncak dari Triduum Paskah—tiga hari suci yang khusyuk memperingati sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.
Meskipun secara teknis masih termasuk dalam Sabtu Suci, Sabtu Vigili secara liturgis telah memasuki perayaan Paskah, karena dirayakan setelah matahari terbenam, menyambut fajar kebangkitan.














Di sejumlah daerah Sabtu Vigili ini diperingati oleh sebagian umat Kristiani dengan tradisi begadang di kompleks Pemakaman.


Istilah Vigili sendiri berasal dari bahasa Latin “vigilia“, yang memiliki arti berjaga-jaga atau malam penjagaan. Sabtu Vigili adalah momen ketika umat Kristiani dengan penuh iman berjaga dan menanti kabar sukacita kebangkitan Kristus.
Suasana yang tadinya hening dan diliputi duka sengsara kini perlahan bertransformasi menjadi penuh harapan dan sukacita kemenangan atas maut. Oleh karena itu, Sabtu Vigili bukanlah sekadar misa malam biasa, melainkan jantung dari seluruh perayaan Paskah.



Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK 1169), penegasan akan keagungan Paskah sangat jelas dinyatakan.
Paskah bukanlah sekadar salah satu dari sekian banyak perayaan liturgi, melainkan “pesta dari segala pesta.” Maka, Vigili Paskah—yang dirayakan pada Sabtu malam sebelum Minggu Paskah—adalah perayaan liturgis paling agung dalam seluruh kalender Gereja Katolik.
Menyatu dalam Misteri Kebangkitan:
Sabtu Vigili secara mendalam mengajak setiap umat untuk bersatu dalam misteri Kristus yang bangkit. Ajaran Gereja Katolik meyakini bahwa Kristus, yang wafat dan dimakamkan pada hari Jumat Agung, bangkit dari kematian “pada hari ketiga,” yang perhitungannya dimulai pada malam Sabtu.
Dengan demikian, malam ini adalah titik balik yang krusial, peralihan dari kegelapan kubur menuju terang kehidupan yang abadi.
Dalam kegelapan malam Vigili, Gereja Katolik tidak hanya mengenang peristiwa historis kebangkitan Kristus dua ribu tahun lalu, tetapi juga secara aktif merayakan kehadiran Kristus yang hidup dan hadir di tengah-tengah umat-Nya saat ini.
Umat Katolik di seluruh dunia diundang untuk memperbarui iman dan harapan mereka dalam janji keselamatan yang telah Kristus genapi melalui kebangkitan-Nya.
Persiapan Rohani di Malam Agung:
Sabtu Vigili bukanlah waktu untuk melakukan aktivitas duniawi seperti hari-hari biasa. Umat Katolik sangat dianjurkan untuk mempersiapkan diri secara rohani menyambut malam agung ini. Persiapan tersebut dapat dilakukan melalui doa yang khusyuk, permenungan akan Sabda Tuhan yang telah dibacakan selama masa Prapaskah dan Triduum, dan yang terpenting adalah kehadiran serta partisipasi aktif dalam perayaan liturgi malam Vigili Paskah.
Suasana hening dan khusyuk yang menyelimuti sepanjang hari Sabtu Suci memberikan ruang bagi umat untuk secara pribadi memaknai sengsara dan wafat Kristus sebagai pengorbanan agung demi keselamatan umat manusia.
Kemudian, dalam Sabtu Vigili, kesedihan dan perenungan itu bermuara pada sukacita kebangkitan, sebuah kemenangan gemilang atas dosa dan maut yang membawa harapan baru bagi seluruh umat beriman. (*/tur)