BeritaDISKOMINFO KALTENGDiskominfosantikDISKOMINFOSANTIK KALTENGPEMPROV KALIMANTAN TENGAH

Wakil Gubernur Kalteng H. Edy Pratowo Imbau Peningkatan Kewaspadaan dan Kerja Sama dalam Penanggulangan TBC

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Dalam rangka memperkuat upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Kalimantan Tengah, Wakil Gubernur H. Edy Pratowo menyampaikan imbauan penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan kerja sama lintas sektor. Edy Pratowo menyampaikan, bahwa Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal TBC, dengan berada di peringkat kedua dunia setelah India. “Saat ini, estimasi kasus TBC di Indonesia mencapai 1.060.000 atau 385 kasus per 100.000 penduduk, dengan angka kematian mencapai 141.000 atau 51 per 100.000 penduduk,” ujar Edy Pratowo, Jumat (23/8/2024).

Edy juga mengingatkan, bahwa di Kalimantan Tengah, meskipun terdapat penurunan jumlah kasus TBC dari 10.689 pada tahun lalu menjadi 7.803 pada tahun ini, penurunan sebesar 27% semua tidak boleh lengah dan merasa puas. Hingga Juli 2024, penemuan kasus TBC baru mencapai 41,7%, sementara cakupan pemeriksaan suspek TBC sebesar 35,4%. “Keberhasilan pengobatan untuk TB sensitif obat (SO) adalah 75,7% dan untuk TB resisten obat (RO) hanya 53,5%. Capaian pemberian TPT juga masih sangat rendah, yakni 11,6%,” jelasnya.

Edy menekankan, perlunya kerja sama yang solid antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030. “WHO telah menetapkan target global yang sangat ambisius, yakni Treatment Coverage >90%, Treatment Success Rate >90%, dan Terapi Pencegahan TBC (TPT) >80%. Kita harus berupaya keras untuk mencapai target ini guna menurunkan insiden TBC hingga 80%,” lanjut Edy.

Diingatkannya, pentingnya peningkatan mutu dan cakupan layanan kesehatan terkait TBC. “Kerja sama yang erat antara semua pihak sangat penting untuk meningkatkan upaya pencegahan, penemuan kasus, diagnosis, dan pengobatan TBC. Strategi District-based Public-Private Mix (DPPM) harus diterapkan untuk memperluas akses layanan TBC yang berkualitas,” imbuhnya.

Edy juga mengapresiasi kontribusi fasilitas kesehatan di Kalimantan Tengah dalam penanggulangan TBC. “Di tingkat nasional, hampir seluruh puskesmas, rumah sakit pemerintah, dan rumah sakit swasta telah berpartisipasi aktif dalam program pemberantasan TBC. Di Kalimantan Tengah, kontribusi puskesmas mencapai 97%, rumah sakit pemerintah 96%, dan rumah sakit swasta 75%. Namun, kita perlu terus meningkatkan partisipasi dan capaian ini,” tambahnya.

Sebagai penutup, H. Edy Pratowo menyerukan agar semua pihak terus berkomitmen dan aktif dalam rapat koordinasi yang diadakan secara rutin. “Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk memantau dan menyelesaikan isu-isu strategis dalam penanggulangan TBC di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Bersama-sama, kita bisa mewujudkan komitmen Indonesia bebas TBC pada tahun 2050 dan percepatan eliminasi TBC pada tahun 2030,” pungkasnya. (pra)

EDITOR : TOPAN

Related Articles

Back to top button