Yansen Binti: Jangan Sembarangan Menggunakan Atribut HIPAKAD
PALANGKA RAYA, Kalteng.co– Plt. Ketua Himpunan Putera-Puteri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD) Kalimantan Tengah (Kalteng), Yansen Binti, memastikan bahwa oknum yang menggunakan atribut HIPAKAD saat berlangsungnya unjuk rasa di Kantor Gubernur Kalteng belum lama ini, bukanlah anggota HIPAKAD dan tidak terdaftar dalam organisasi.
Hal ini disampaikan Yansen Binti, Selasa (15/11/2022).
Menurutnya, setiap anggota HIPAKAD Kalteng yang ingin mengikuti atau melaksanakan berbagai kegiatan, harus melapor dan mendapatkan persetujuan dari Ketua, mengingat hal tersebut berkaitan erat dengan nama besar TNI Angkatan Darat (AD).
“Kita sudah mengkonfirmasi kepada oknum yang bersangkutan supaya tidak lagi mengulangi hal yang sama. Namun yang harus menjadi catatan adalah atribut HIPAKAD tidak bisa digunakan oleh sembarang orang, mengingat atribut tersebut berkaitan erat dengan nama besar TNI-AD dan warna serta loreng yang digunakan dalam atribut masih aktif dipakai oleh kesatuan TNI termasuk Kostrad dan Infanteri,” ucapnya.
Mantan Ketua Ikatan Alumni Universitas Palangka Raya (UPR) ini juga mengatakan, bahwa siapa saja bisa menyampaikan pendapat maupun aspirasi didepan umum dalam bentuk unjuk rasa sebagaimana diatur dalam Demokrasi.
Namun sangat tidak elok apabila saat dalam suatu untuk jasa menggunakan atribut HIPAKAD, apalagi belum mendapatkan izin dari organisasi yang bersangkutan. Sehingga hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap paradigma masyarakat khususnya menyangkut nama keluarga besar TNI.
“Silakan apabila mau menyampaikan aspirasi maupun pendapat dipublik, kita tidak melarang karena hal tersebut merupakan bagian daripada Demokrasi. Tetapi jangan menggunakan atribut organisasi khususnya HIPAKAD tanpa izin saat penyampaian aspirasi tersebut, karena akan memberikan pengaruh buruk terhadap paradigma masyarakat terutama nama keluarga besar TNI,” tandasnya.
Kendati demikian, ia juga mengingatkan kepada adik-adik mahasiswa yang ingin menyampaikan pendapat di depan publik agar cara penyampaiannya dilakukan dengan sopan, beretika dan tidak bersikap anarkis.
“Adik-Adik mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu sampaikan aspirasi maupun pendapat didepan umum dengan sopan, beretika dan tidak bersikap anarkis, Apalagi sampai mencoba menurunkan bendera merah putih. Padahal di Kalteng masih menjunjung tinggi yang namanya falsafah Huma Betang, artinya segala permasalahan masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” tutupnya.(ina)