Ekonomi Bisnis

Daging Ayam dan Beras Picu Inflasi

PALANGKA RAYA, kalteng.co- Selama Februari 2021, terjadi infla­si di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) sebesar 0,21 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 105,30 pada Januari 2021 menjadi 105,52 pada Febru­ari 2021.

Salah satu pemicu kolektif inflasi ini adalah komoditas daging ayam ras dan beras. Indeks harga konsumen di level pedagang eceran di Kalteng dikompila­si berdasarkan gabungan dua kota rujukan yakni Palangka Raya dan Sampit.

Kepala Badan Pusat Statis­tik (BPS) Kalteng, Eko Marso­ro, mengatakan, selama Feb­ruari 2021, komponen energi relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan ba­han pokok, baik di Palangka Raya maupun di Sampit. Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen en­ergi di Palangka Raya 96,80 dan Sampit 97,76.

Sementara itu, komponen bahan makanan mendom­inasi andil terhadap inflasi, baik di Palangka Raya 1,09 persen maupun Sampit 0,09 persen. Komponen energi dan bahan makanan selaras mengalami inflasi baik di Pa­langka Raya maupun Sampit.

“Kelompokbahan makanan, minuman, dan tembakau masih mendom­inasi perkembangan indeks harga, baik di Palangka Raya maupun di Sampit. Komoditas daging ayam ras dan beras se­cara kolektif menjadi pemicu inflasi yang terjadi di kedua kota,” katanya, Selasa (3/3).

Sementara itu, tambah dia, cukup rendahnya harga telur ayam ras dan kacang panjang menjadi instrumen reduktif terhadap kenaikan indeks harga secara umum di kedua kota. Andil tarif angkutan udara pun masih berpen­garuh signifikan terhadap perubahan indeks harga di kedua kota.

Ia juga menjelaskan men­genai perkembangan inflasi/ deflasi di Palangka Raya dan Sampit, untuk Indeks harga sebagian besar komoditas dan jasa di tingkat pedagang eceran baik di Palangka Raya maupun di Sampit, relatif berfluktuasi.

Namun, selama Februari 2021 terjadi kondisi yang berkebalikan, yaitu Palangka Raya mengalami inflasi (0,33 persen), sedang­kan Sampit mengalami defla­si (0,02 persen).

“Hal ini mengakibatkan ter­bentuk pola fluktuasi indeks harga yang berbeda di antara kedua kota,” tandasnya. (aza)

Related Articles

Back to top button