Daging Ayam dan Tembakau Menyumbang Inflasi di Kalteng
PALANGKA RAYA, kalteng.co – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami inflasi 0,08 persen selama September 2021 atau mengalami kenaikan indeks harga dari 106,49 (Agustus 2021) menjadi 106,58 (September 2021).
Indeks harga konsumen pada level pedagang eceran Provinsi Kalteng dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan, yakni Palangka Raya dan Sampit. Kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau masih mendominasi kenaikan indeks harga di kedua kota tersebut.
“Komoditas yang memberikan andil inflasi di kedua kota yaitu daging ayam ras, kacang panjang dan rokok kretek filter,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, Jumat (1/10/2021).
“Sementara komoditas cabai rawit, semangka, telur ayam ras, bawang merah dan cabai merah yang menjadi komoditas reduktif dan menghambat laju inflasi baik di Palangka Raya maupun Sampit,” imbuhnya.
Berita Terkait…….Airlangga: Inflasi Tetap Terkendali
Sebelumnya Eko menjelaskan, dampak kebijakan harga dan fluktuasi harga di pasar eceran mengakibatkan, selama September 2021 komponen energi relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok, baik di Palangka Raya maupun di Sampit. Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya 96,60 dan Sampit 98,06.
Sementara itu, lanjut Eko, komponen bahan makanan mendominasi andil terhadap perubahan nilai indeks harga di kedua kota dan menunjukkan arah berbeda, yaitu deflasi di Palangka Raya dan inflasi di Sampit.
“Kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau masih mendominasi kenaikan indeks harga di kedua kota. Komoditas yang memberikan andil inflasi di kedua kota yaitu daging ayam ras, kacang panjang dan rokok kretek filter,” tandasnya. (aza)