PALANGKA RAYA -Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.
Dalam satu dekade ini, pembangunan manusia di Kalteng terus mengalami kemajuan. IPM Kalteng meningkat dari 65,96 pada Tahun 2010 menjadi 70,91 pada 2019.
“Selama
periode tersebut, IPM Kalteng rata-rata tumbuh 0,81 persen
per tahun dan meningkat dari level “sedang” menjadi “tinggi” sejak 2018.
Pandemi Covid-19 telah membawa sedikit perubahan dalam pencapaian pembangunan
manusia Indonesia,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro,
belum lama ini.
Menurut
Eko, IPM Tahun 2020 tercatat 71,05 atau tumbuh 0,20 persen, melambat
dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Dengan capaian ini, rata-rata
pertumbuhan IPM Kalteng Tahun 2010–2020 menjadi 0,75 persen per tahun.
“Perlambatan
capaian IPM Tahun 2020 disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan komponen.
pengeluaran/kapita/tahun yang disesuaikan, sedangkan komponen lainnya masih
tetap tumbuh positif,” terangnya.
Untuk
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresentasikan dimensi umur panjang
dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010
hingga 2020, Kalteng telah berhasil meningkatkan UHH saat lahir 0,76 tahun.
“Selama
periode tersebut, secara rata-rata UHH tumbuh 0,11 persen per tahun. Pada 2010,
UUH saat lahir di Kalteng hanya 68,98 tahun, dan pada 2020 mencapai 69,74
tahun,” ucapnya.
Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas.
Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2020, HLS di Kalteng telah meningkat 1,57 tahun, sementara RLS bertambah 0,97 tahun.
“Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, HLS tahun 2020 masih
tumbuh 0,72 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan selama tahun 2010–2019,
sedangkan RLS tumbuh 0,94 persen, melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai 1,67 persen,” ujarnya. (aza)