Kontraksi Ekonomi Kalteng Didorong LU Pertambangan
PALANGKA RAYA, kalteng.co – Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada triwulan I-2021, kembali mengalami kontraksi sebesar 3,12% (yoy). Lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar -2,10% (yoy).
Secara sektoral, kontraksi utamanya didorong Lapangan Usaha (LU) Pertambangan dan LU Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial.
“Selain itu, penurunan kinerja juga terjadi pada Lapangan Usaha konstruksi sebagai salah satu dampak dari permasalahan transisi perubahan sistem anggaran, pada Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) Kemendagri,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Rihando saat kegiatan Festival UMKM dan Pariwisata Digital, Kamis (24/6/2021).
“Demikian halnya pada LU Perdagangan, juga tumbuh negatif sejalan dengan konsumsi Rumah Tangga yang masih belum kuat,” tambahnya.
Berita Terkait…..Kinerja Ekonomi Kalteng Tumbuh Negatif, BI Yakin Akan Membaik
Lebih lanjut Rihando menyampaikan, perlambatan ekonomi pada triwulan I-2021, tertahan oleh pertumbuhan positif pada beberapa LU yaitu industri pengolahan, pertanian, pengadaan listrik dan gas, informasi dan komunikasi, jasa kesehatan, jasa keuangan dan asuransi dan beberapa sektor lainnya.
Rihando menambahkan, dampak nyata yang di saksikan bersama dari pandemi Covid-19, terutama pada awal-awal pengumuman oleh Presiden Joko Widodo adalah, turunnya permintaan terhadap produk UMKM dan jasa pariwisata daerah.
“Pembatasan mobilitas masyarakat yang di lakukan dalam rangka menekan penyebaran Covid-19, menjadi faktor utama lemahnya konsumsi rumah tangga, sehingga memberikan tekanan terhadap permintaan tersebut,” ucapnya.
Menurut Rihando, KPBI Kalteng pada masa awal pandemi, mencoba untuk berbuat sesuatu. Mengajak stakeholder daerah untuk menciptakan permintaan terhadap produk UMKM. Dengan memberikan contoh, melakukan pembelian produk kepada 40 UMKM secara bergantian. Yang di gunakan untuk suvenir kegiatan webinar, suvenir kegiatan survei/liaison dan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
“Namun demikian, upaya yang kami lakukan tersebut tidak dapat memberikan dampak luas dan berkesinambungan. Untuk menopang kinerja UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah memerlukan upaya bersama dan berkelanjutan. Dalam mencari solusi meningkatkan permintaan UMKM dan pariwisata. Melalui sinergi program antar stakeholder di daerah,” tandasnya. (aza)