Ekonomi Bisnis

Pemulihan Ekonomi Global di Negara Maju Ditopang AS

JAKARTA, kalteng.co – Pemulihan perekonomian global diprakirakan semakin membaik. Perkembangan tersebut sejalan dengan implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak negara untuk membangun herd immunity dan mendorong mobilitas, serta berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, menga­takan, pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi di negara maju ditopang terutama oleh Amerika Serikat (AS), sedangkan di negara berkembang di­dorong oleh perbaikan ekonomi Tiong­kok dan India.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Kinerja positif sejumlah indikator pada Januari 2021 mengonfir­masi berlanjutnya pemulihan ekonomi global tersebut. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur dan jasa di AS, Tiongkok dan India melanjutkan fase ekspansi.

“Selain itu, penjualan ritel di Tiongkok dan keyakinan konsumen di India juga terus meningkat. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi global pada 2021 diprakirakan mencapai 5,1 persen, lebih tinggi dari prakiraan se­belumnya sebesar 5,0 persen,” katanya.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Menurut dia, sejalan dengan per­baikan ekonomi global tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia terus meningkat sehingga mendukung perbaikan kinerja ekspor negara emerg­ing termasuk Indonesia.

Sementara itu, ketidakpastian di pasar keuangan global diprakirakan menurun seiring dengan ekspektasi perbaikan perekonomian dunia. Kondisi likuiditas global juga tetap besar dan suku bunga tetap rendah sejalan dengan stimulus kebijakan moneter yang masih berlanjut.

“Perkembangan tersebut mendorong berlanjutnya aliran modal ke negara berkembang dan menopang penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasi­onal diprakirakan akan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasi­onal ke depan. Pada triwulan IV 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi sebe­sar 2,19 persen (yoy), terutama karena masih lemahnya konsumsi swasta dan investasi bangunan sebagai dampak masih terbatasnya mobilitas akibat pandemi Covid -19.

“Meskipun lebih rendah dari perkiraan, ekonomi pada triwulan IV-2020 mem­baik dengan kontraksi yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar3,49 persen (yoy). Secara keseluruhan tahun 2020 ekonomi terkontraksi 2,07 persen,” tandasnya. (hms/aza)

Related Articles

Back to top button