Ekonomi Bisnis

NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Salah Satu Andalan Kalteng

PALANGKA RAYA – Nilai tukar petani (NTP) tertinggi selama September 2020 dari kelima subsektor NTP, berasal dari tanaman perkebunan rakyat 104,94. Diikuti peternakan 102,60, perikanan 101,85, tanaman pangan 100,14 dan hortikultura 95,73.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Yomin Tofri M.A, mengatakan, tanaman perkebunan rakyat merupakan salah satu subsektor andalan Kalteng. Subsektor ini mengalami peningkatan nilai tukar 4,26 persen, dari 100,65 Agustus 2020 menjadi 104,94 September 2020.

“Peningkatan nilai tukar dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani 3,89 persen yang didominasi oleh komoditas kelapa sawit dan karet,” ucapnya, baru-baru ini.

Lanjut dia, untuk nilai tukar hasil produksi pada subsektor tanaman pangan, secara mandiri sudah sedikit mampu mengimbangi tingginya tingkat harga kebutuhan konsumsi dan biaya produksi. Hal ini terlihat dari indeks harga yang diterima petani 105,81, lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani 105,66. Meningkatnya nilai tukar subsektor tanaman pangan 1,00 persen, dipengaruhi oleh kombinasi dari meningkatnya indeks harga yang diterima petani 0,57 persen dan penurunan indeks harga yang dibayar petani 0,42 persen.

“Peningkatan indeks harga hasil produksi terjadi di semua kelompok, yakni palawija 1,42 persen dan padi 0,51 persen. Kelompok palawija didominasi komoditas ketela pohon dan kacang tanah,” terangnya.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Sedangkan nilai tukar subsektor hortikultura mengalami penurunan nilai tukar 2,20 persen. Dari 97,88 Agustus 2020 menjadi 95,73 September 2020. Penurunan ini dipengaruhi oleh menurunnya indeks harga yang diterima petani 2,66 persen yang lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani 0,48 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani terjadi di semua kelompok. Yaitu buah-buahan 2,95 persen, sayur-sayuran 2,19 persen dan tanaman obat 2,00 persen. Komoditas dari kelompok sayur-sayuran terutama disumbang dari cabai rawit, terung dan tomat. Sedangkan kelompok buah-buahan berasal dari komoditas semangka, pisang dan nanas.

Dibandingkan bulan lalu, subsektor peternakan mengalami penurunan nilai tukar 0,45 persen. Penurunan ini sebagai dampak dari melemahnya indeks harga yang diterima peternak 0,67 persen yang lebih besar dari penurunan indeks harga yang dibayar peternak 0,23 persen.

“Penurunan indeks harga hasil produksi terjadi pada semua kelompok, yaitu kelompok ternak kecil 1,94 persen, ternak besar 0,73 persen, hasil ternak 0,66 persen dan unggas 0,57 persen,” jelas Yomin.

Mengenai subsektor perikanan, juga mengalami kenaikan nilai tukar 0,82 persen yang disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang diterima nelayan/pembudidaya ikan 0,62 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar nelayan/pembudidaya ikan menurun 0,20 persen.

“Meningkatnya indeks harga yang diterima terjadi pada kelompok perikanan tangkap 0,98 persen yang didominasi oleh udang laut atau sungai, baung, lais dan haruan,” tandasnya. (aza)

Related Articles

Back to top button