Transaksi Ekonomi dan Keuangan Digital Tumbuh Tinggi
PALANGKA RAYA, kalteng.co – Pandemi Covid-19 mengganggu pertumbuhan ekonomi. Namun di satu sisi hal tersebut ternyata berdampak pada percepatan digitalisasi diberbagai aspek, termasuk dalam hal sistem pembayaran dan keuangan.
“Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi ekonomi dan keuangan digital tumbuh tinggi seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking,” kata Kepala Perwakilan BI Kalteng, Rihando, saat kegiatan Talkshow Solusi Pembiayaan Usaha secara Syar’i melalui Fintech sebagai bagian dari kegiatan Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) 2021, Selasa (27/07/2021).
Berita Terkait…..Digitalisasi Wujudkan Pemulihan Ekonomi Kalteng
Dalam kegiatan yang dilaksanakan secara virtual ini, Rihondo mengatakan, nilai transaksi e-commerce pada triwulan I dan II 2021 meningkat 63,36% (yoy) menjadi Rp186,75 triliun. Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada triwulan I dan II 2021 meningkat 41,01% (yoy) mencapai Rp132,03 triliun.
“Begitu pula dengan transaksi digital banking pada triwulan I dan II 2021 meningkat 39,39% (yoy) menjadi Rp17.901,76 triliun,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini industri keuangan terus berlomba menyajikan layanan digital. Seiring terus meningkatnya preferensi masyarakat dalam hal transaksi digital. Disamping perbankan, kehadiran perusahaan financial technology atau yang lebih dikenal dengan fintech juga terus tumbuh dan memberikan alternatif pembiayaan bagi masyarakat.
“Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan tercatat pada Mei 2021 jumlah penyelenggara fintech lending di Indonesia 127 perusahaan. Terdiri dari fintech konvensional 118 perusahaan dan fintech syariah 9 perusahaan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, untuk jumlah penyaluran pinjaman pada Mei 2021 mencapai 38.700.815 penerima, dengan nilai pinjamanan mencapai Rp13,16 triliun.
Sementara itu, pinjaman fintech pada sektor produktif per Mei 2021 mencapai 53,15% atau Rp6,99 triliun.
“Hal tersebut menunjukan bahwa fintech telah menjadi alternatif pembiayaan bagi pelaku usaha di Indonesia disamping pembiayaan melalui perbankan. Kemudahan akses teknologi dan proses yang cepat menjadi salah satu keunggulan pembiayaan melalui fintech yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha,” sebutnya.
Rihando berharap, kegiatan talkshow yang digelar BI Kalteng dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi syariah sejak tanggal 27 Juli sampai dengan 3 Agustus 2021 tersebut dapat menginspirasi semua pihak untuk memanfaatkan pembiayaan melalui fintech syariah baik untuk para pelaku usaha maupun individu.
“Pada tahun 2021 ini Kantor Perwakilan BI Provinsi Gorontalo bertindak sebagai tuan rumah atau host, dan Kantor Perwakilan BI Kalteng ditunjuk sebagai salah satu co-host penyelenggaraan FESyar KTI 2021,” bebernya.
Kegiatan FESyar KTI 2021 diisi dengan berbagai kegiatan webinar, talkshow, serta pameran produk UMKM yang menarik dari seluruh wilayah Indonesia Timur, meliputi Kalimatan, Sulawesi, Balinusra, Maluku dan Papua. (aza)