Dibawa ke Psikiater, Siswa Penantang Guru Duel Diharapkan Tetap Dapat Pendidikan

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Dibawa ke psikiater, siswa penantang guru duel diharapkan tetap dapat pendidikan. Dunia pendidikan kembali tercoreng akibat ulah seorang remaja yang masih duduk di bangku pendidikan jenjang Sekolah Menangah Atas (SMA).
Dimana didalam video itu mempertontonkan seorang siswa menantang gurunya sendiri untuk berkelahi. Usut punya usut, permasalahan itu hanya karena siswa tersebut tidak terima atas teguran gurunya untuk merapikan seragam sekolahnya.
Video viral yang beredar luas di kalangan masyarakat itu berdurasi selama 37 detik. Insiden itu diketahui terjadi pada salah satu SMA yang terletak di Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, beberapa waktu lalu.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng, Eka Aprilianty mengatakan, bahwa terkait video yang terjadi di salah satu di Barito Selatan tersebut sudah diselesaikan secara musyawarah.
“Musyawarah itu dilakukan oleh Pengawas Pembina Sekolah dan beberapa Pengawas SMA atau SMK. Selain itu juga turut dihadiri oleh pihak Polsek Dusun Selatan, Tim Perlindungan Perempuan dan Anak, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru BK, dan orang tua siswa tersebut,” katanya, Minggu (29/10/2023).
Dijelaskannya, bahwa permasalahan itu bermula saat seorang guru di sekolah setempat menegur siswa tersebut guna merapikan seragam dengan dimasukan ke dalam celana.
Namun disayangkan, justru teguran itu mendapat penolakan dari siswa tersebut yang tidak terima atas teguran itu. Ia juga justru malah menantang gurunya sendiri untuk duel berkelahi.
“Pihak sekolah tetap menyarankan anak ini bisa mendapatkan pendidikan, baik terus bersekolah dengan berupaya mengubah perilaku ataupun mengikuti progam pendidikan kesetaraan,” cecarnya.
Sambungnya, ia sangat menyayangkan atas perilaku kurang terpuji siswa tersebut. Meski begitu, pihak sekolah masih memberikan kesempatan pada anak-anak tersebut terkait video yang sebelumnya.
“Pihak sekolah saat itu masih memberikan kesempatan kepada anak-anak ini untuk dilakukan pembinaan, termasuk dibawa ke psikiater oleh orang tuanya,” tegasnya. (oiq)

