Pembacok Adik Kandung Dikenal Berwatak Temperamental
BUNTOK, Kalteng.co – Masih ingat dengan kejadian perkelahian berdarah antara kakak dan adik kandung di Jalan RA Kartini Buntok beberapa hari lalu? SN (53) alias Udin seorang tukang jahit yang tega membacok Samli (33) yang diketahui sebagai adik kandungnya sendiri berwatak tempramental.
“Kejadian cekcok seperti itu sudah terjadi kurang lebih 4 kali, namun tidak separah kali ini,” kata sang adik, Rabu (5/10/2022).
Samli menjelaskan, cekcok pertama kali terjadi sewaktu dirinya masih duduk dibangku SMP. Kejadian itu terjadi ditempat mertuanya sendiri, di Jalan Pahlawan. Pada waktu itu dia (sang kakak) sempat meletakkan sebilah parang tepat dileher korban (sang adik).
“Dan masalahnya pun sepele, yaitu masalah pakaian,” kata Samli lagi.
Kejadian ke dua, lanjut ia, di Jalan Merdeka Raya, Gang Asoka. Masalahnya yakni adik dituduh berselingkuh dengan istri pelaku.
Singkat cerita, dia merasa tak melakukan hal hina tersebut dan juga tidak mau ribut-ribut sama keluarga apalagi sama kakak kandung sendiri. Samli pun berinisiatif menghindar dengan merantau ke daerah lain untuk mencari nafkah.
“Setelah beberapa tahun, saya ditelepon oleh kakak saya tadi untuk membantu istrinya berjualan di Kota Buntok sampai sekarang,” terang Samli.
Ia menuturkan, kalau sang kakak memang mempunyai masalah di dalam rumah tangganya. Namun masalah apa, tidak diketahui secara jelas.
Singkat cerita, sekitar dua hari sebelum kejadian di rumah di jalan Kartini, Gang Bersama I, sang kakak sudah marah-marah gak jelas dengan membawa sebilah parang.
“Masalahnya waktu itu saya disuruh kakak membersihkan potongan kayu, karena waktu itu rumah sedang direnovasi dan banyak potongan kayu yang berserakan,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, akan tetapi waktu itu sang kakak menyuruh dirinya dengan nada tinggi serta emosi. Padahal apa yang disuruhnya itu sudah dilakukan sang adik.
“Saya kan kecapekan habis kerja otomatis merasa jengkel dengan ucapan-ucapannya, Makanya saya jawab dengan nada tinggi juga,” ucapnya.
Samli juga menyampaikan, sebelum kejadian berdarah itu, ia sempat mendengar sang kakak berkata sama istrinya sambil marah-marah dan berkata, yakni kalau usaha menjahitnya bangkrut maka sang adik dan istri akan dibunuh.