BuntokEKSEKUTIFKabar DaerahPEMKAB BARITO SELATAN

Bangunan Sarang Burung Walet di Barsel  Menjamur

BUNTOK, Kalteng.co- Bangunan sarang burung walet di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) kian hari menjamur saja. Bahkan, puluhan hingga ratusan bangunan sarang burung walet dengan ukuran kecil, layaknya ‘Apartemen’.  

Dan bangunan sarang burung walet  dari skala kecil hingga skala besar  akan dijumpai di enam kecamatan wilayah Barito Selatan.  

Selain di enam Kecamatan yaitu Kecamatan Dusun Selatan, Gunung Bintang Awai, Dusun Utara, Karau Kuala, Dusun Hilir dan Kecamatan Jenamas, bangunan sarang burung walet  itu sudah pasti dijumpai di beberapa Kecamatan itu.

Bahkan di Kota Buntok sendiri dalam kurun  waktu setahun terakhir ini sudah berdiri puluhan bangunan sarang burung walet tersebut.  

Hal ini disebabkan kian bertambahnya rumah atau gedung sarang burung walet yang berdiri megah yang setiap waktu mengeluarkan suara berisik dan bising. 

https://kalteng.co

Belum lagi kotoran burung yang menimpa atap rumah warga yang ditakutkan membawa dampak buruk  bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya.‎ 

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Memang masyarakat di sini sangat resah dengan banyaknya rumah sarang walet yang berdiri megah yang semakin hari semakin bertambah. 

Sehingga hal yang wajar, burung walet juga banyak beterbangan di sekeliling perumahan kami dan menyebabkan atap rumah kami banyak kotorannya,” kata Ferry (35) warga Kelurahan Buntok Kota saat dibincangi, Sabtu (25/5/2024).

Selain kotoran, lanjut Ferry, suara berisik burung walet yang ada di gedung juga mengganggu pendengaran dan  sehingga masyarakat di sekitar merasa tidak nyaman.‎

https://kalteng.co

Hal senada juga keluhan warga lainnya yang  tinggal di RT.09 RW.02 Kelurahan Jelapat, Rendy (32), sangat terganggu dengan suara burung walet juga sangat keras, selain itu juga, karena kotoran burung walet yang ada di atas genteng atau atap rumah kami. 

“Membuat kami tidak dapat mengkonsumsi air  hujan sehingga kami harus berlangganan air galon, sudah berapa kerugian yang kita rasakan akibat sarang Walet,” Ucap  Rendy dengan muka penuh Kesal.

Camat Dusun Selatan Evi Kusumawardani di konfirmasi, Sabtu (25/5/2024) mengatakan,  sejauh ini pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi terkait sarang burung walet yang dianggap mengganggu lingkungan. “Terutama terkait bunyi speakernya,”ungkapnya. 

Bahkan, kata Evi, pihaknya terus mengimbau, agar bunyi speker dari sarang burung walet bisa dimatikan, sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan, terutama di malam hari. 

“Karena memang jika speker terus berbunyi di malam hari, itu sangat mengganggu kenyamanan dari masyarakat yang berada di sekitar bangunan sarang walet,”ucapnya singkat mengakhiri. (ner)

EDITOR: TOPAN

Related Articles

Back to top button