PEMKAB KATINGAN

Jaga Kesehatan, Kualitas Udara Sudah Tidak Sehat

KASONGAN, kalteng.co-Musim kemarau yang saat ini masih melanda wilayah Kabupaten Katingan membawa dampak negatif. Seluruh masyarakat harus selalu waspada karena saat ini kualitas udara di Katingan sudah mulai tidak sehat dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hal ini disampaikan Bupati Katingan Sakariyas ketika jumpa pers dengan wartawan di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Katingan, Rabu (30/8) siang.

“Jika kemarau ini masih berlangsung sesuai prediksi bisa sampai November 2023 mendatang, maka kualitasnya bisa semakin rendah dan tidak sehat,”ujarnya. Oleh sebab itu, Bupati Katingan Sakariyas mengingatkan kepada seluruh orang tua dan anak-anak yang sensitif terhadap debu dan asap termasuk masyarakat yang memiliki riwayat penyakit ISPA, asma dan lainnya, agar membatasi aktivitas di luar. Terutama pada sore dan malam hari.

Kemudian, masyarakat yang melakukan aktivitas di luar ruangan, diimbau menggunakan masker. “Jaga kesehatan di tengah kondisi cuaca seperti ini. Saya juga minta, agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar termasuk tidak membakar sampah atau material lainnya di pekarangan rumah. Karena akan menambah dampak karhutla yaitu kabut asap,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Kepala DLH Katingan Yobie Sandra mengungkapkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) merupakan nilai yang menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu, yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. Nilai ISPU dalam kondisi normal di Kabupaten Katingan tidak melebihi 50 atau dalam kondisi baik. Namun data DLH menunjukkan, bahwa kabut asap mulai muncul pada 18 Agustus 2023 berlangsung konsisten selama tiga hari ke depan.

Hal ini diindikasikan dari meningkatnya kadar debu atau partikulat di udara ambien menjadi berkisar 15-40 µg/m3. ”Hingga saat ini kondisi kualitas udara terendah terdeteksi terjadi 29 Agustus 2023 pukul 18.30 WIB menunjukan nilai ISPU 108 atau masuk kategori ISPU Tidak Sehat dengan parameter dominasi PM 2,5″, ungkapnya. (*)

Related Articles

Back to top button