PEMKAB KATINGAN

Puskesmas Kasongan II Tolak Beri Obat Covid-19

KASONGAN,kalteng.co-Pelayanan kesehatan di Kabupaten Katingan kembali menjadi sorotan. Di tengah upaya pemerintah menekan penularan Covid- 19 yang semakin melonjak, ternyata tidak didukung sepenuhnya sebagian tempat pelayanan kesehatan. Seperti pada Puskesmas Kasongan II. Puskesmas yang terletak di Jalan Srikaya Kota Kasongan ini, diduga malah menolak untuk memberi obat Covid-19 kepada salah seorang warga, Sabtu (19/2).

Menurut Dani, warga Kasongan, awal mula dirinya datang ke Puskesmas Kasongan II karena obat yang diberikan pihak rumah sakit untuk anaknya sudah habis. Dia mengaku, sebelumnya anaknya sakit , dan dinyatakan suspek Covid-19 oleh pihak rumah sakit Mas Amsyar Kasongan. Setelah dinyatakan suspek Covid- 19, anaknya diberi obat. Setelah itu, pihak rumah sakit menyampaikan kepada dirinya, jika obat habis disuruh datang dan minta obat ke Puskesmas Kasongan II. “Karena obat habis, lalu saya datang ke situ (Puskesmas) sekitar pukul 10.15 WIB. Sesampai di Puskesmas, saya sampaikan niat mau minta obat dengan dr Eny. Namun tiba-tiba dokternya tidak mau melayani,” ungkap Dani.

Bahkan dia menegaskan, siap untuk membeli. Tidak minta gratis. Tapi alasan dokternya sudah capek dan Puskesmas mau tutup. Sehingga diminta datang hari Senin. “Setelah itu dia langsung meninggalkan saya. Dokternya langsung masuk ke dalam,” jelasnya. Alasan lain, lanjutnya, dokter yang juga menjabat sebagai Kepala Puskesmas di tempat itu, karena dirinya juga tidak membawa anaknya. Sementara kata Dani, anaknya sedang isolasi mandiri. Sehingga tidak mungkin membawa anaknya ke Puskesmas tersebut. “Jadi kami sangat kecewa dengan pelayanan di Puskesmas Kasongan II,” ucapnya.

https://kalteng.co

Sedangkan untuk pelaksanaan jam kerja di tingkat Puskesmas sudah ditetapkan jelas. Untuk hari Senin-Kamis dimulai sejak pukul 07.30-14.00 WIB. Lalu hari Jumat mulai pukul 07.00-11.00 WIB. Pada hari Sabtu mulai pukul 07.30- 12.30 WIB. Terkait hal ini, Kalteng Pos berusaha melakukan konfi rmasi langsung dengan Kepala Puskesmas Kasongan II dr Eny. Dihubungi lewat sambungan telepon. Namun tidak diangkat. Selanjutnya dihubungi kembali melalui WA, hanya dibuka dan tidak direspons hingga berita ini naik ke meja redaksi. Selanjutnya Kalteng Pos, menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan dr Robertus Pamuryanto.

“Kedatangan Dani ke tempat itu karena tidak membawa anaknya dan juga tidak membawa surat hasil pemeriksaan positif dari RSUD Mas Amsyar Kasongan,” kata Robertus. Kemudian, lanjut Robertus, dari hasil di croos check di aplikasi juga tidak ada nama anak yang bersangkutan. Terus, lanjutnya, pihak dokter yang check Covid 19 itu juga tidak ada konfi rmasi ke Puskesmas “Jadi pihak Puskesmas bingung mau memberi obat. Karena suratnya tidak ada. Anaknya juga tidak dibawa pak,” jelas Robertus.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Sebenarnya, kata Robertus lagi, bila anak tersebut dibawa ke puskesmas akan di periksa ulang, dan ada suratnya. “Begini aja. Kalau memang butuh obat segera, karena data yang bersangkutan masih nyangkut di RS Mas Amsyar, mohon bisa ke UGD Rumah sakit,” pintanya.

Sehingga, kata mantan Direktur RSUD Mas Amsyar Kasongan ini, bisa di telusuri berkasnya dan di berikan obat. “Kemudian pada hari Senin nanti (hari ini) berkas bisa di bawa ke Puskesmas untuk diberikan penanganan lebih lanjut,” jelasnya. Namun ketika dikonfi rmasi kembali dengan Dani, dia membantah pernyataan Robertus. “Saya sudah membawa surat dari RSUD Mas Amsyar Kasongan. Tapi tidak ada ditanyakan surat itu oleh dokter. Ya alasannya oleh sudah capek, mau tutup, dan diminta datang Senin. Saya kan cuma perlu obat. Anak saya lagi isolasi mandiri,” ungkap Dani.

Di sisi lain Dani juga menunjukkan bukti di aplikasi jelas nama anaknya ada tercantum diaplikasi. Dengan hasil tes Covid-19 diberi tanda hitam. Begitu juga surat pemeriksaan yang dilakukan pihak RSUD Mas Amsyar Kasongan, juga dia tunjukkan. “Bahkan kami dari pihak keluarga juga tidak ada di tracing oleh tim kesehatan. Padahal prosedurnya harus ada tracing. Jadi ini terkesan dibiarkan,” pungkasnya. (eri/art)

Related Articles

Back to top button