Buka Rapat Koordinasi, Sri Widanarni: Petakan Objek Apa Yang Jadi Tumpang Tindih Perizinan
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng Sri Widanarni mewakili Sekda Kalteng membuka Rakor Penyusunan Rencana Aksi Penyelesaian Ketidaksesuaian Izin, Konsesi, Hak Atas Tanah dan/atau Hak Pengelolaan di Kalteng di Aula BappedaLitbang Kalteng, Selasa (24/10/2023).
Asisten Ekbang Sri Widanarni saat membacakan sambutan tertulis Sekda menyampaikan, harapan melalui Rapat Koordinasi ini dapat memetakan objek apa saja yang terjadi tumpang tindih perizinan, serta rencana aksi yang akan dilakukan sebelum regulasi terkait hal itu disahkan, sehingga semua aspek perizinan, konsensi, hak tanah, dan pengelolaan yang ada bisa tertib administrasi maupun tertib hukum.
Disampaikan bahwa rapat koordinasi hari ini merupakan pertemuan yang ketiga diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonominan RI, dalam rangka upaya penyelesaian dan pemantapan tata ruang di Prov. Kalteng. Adapun topik-topik yang telah dibahas yakni mengenai Rencana aksi Penyelesaian ketidaksesuaian Tata Ruang Kabupaten/Kota di Prov. Kalteng, penyelesaian ketidaksesuaian perizinan perkebunan kelapa sawit dalam kawasan hutan di Prov. Kalteng dan penyusunan rencana aksi penyelesaian ketidaksesuaian izin, konsesi, hak atas tanah dan/atau hak pengelolaan di Prov. Kalteng.
Memperhatikan topik-topik bahasan tersebut di atas, Sri Widanarni menekankan beberapa hal sebagai berikut yakni pertama, bahwa misi pertama Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng adalah Pemantapan Tata Ruang, sehingga kami Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota menyampaikan ucapan terima kasih karena Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, yang berkenan memfasilitasi penyelesaian tata ruang di Prov. Kalteng.
Kedua, kepada para pihak, terutama Perangkat Daerah teknis yang terkait tata ruang, baik di tingkat provinsi maupun di Kabupaten/Kota, agar proaktif dalam rencana aksi ini. Ketiga, keterlibatan aktif Perangkat Daerah teknis adalah penyiapan data sesuai sektornya masing-masing, terutama indikasi lahan para pihak dalam kawasan hutan, khususnya lahan masyarakat yang bergerak di bidang pertanian, tanaman pangan, dan perkebunan swadaya, perlu menjadi perhatian khusus dalam upaya penyelesaian tata ruang ini.
Keempat, selain sektor pertanian dan perkebunan juga, bahwa mungkin masih ada fasilitasi umum dan fasilitas khusus yang terindikasi berada dalam kawasan hutan, dan juga perlu perhatian, yakni adanya tumpang tindih hak atas tanah perlu didata/diinventarisir oleh masing-masing pihak yang berwenang guna penyelesaiannya. Terakhir, secara khusus diharapkan Sektor Kehutanan agar proaktif melakukan sosialisasi kepada para pihak terkait indikasi lahan yang masih berada dalam kawasan hutan, serta bagaimana mekanisme penyelesaiannya, sehingga pihak-pihak yang terkait dapat melakukan proses penyelesaiannya, karena tidak semua orang mengetahui bahwa lahannya berada dalam kawasan hutan, terutama para petani-petani yang berada di wilayah pedesaan.
“Menjadi harapan kita bersama, dengan adanya pertemuan ini, kita dapat menyusun rencana aksi yang baik, sehingga hasilnya nanti membantu Kalteng dalam penyelesaian tata ruang secara menyeluruh untuk semua sektor”, tutupnya.
Rakor dihadiri Fungsional Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenko Perekonomian Marcia mewakili Plt. Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pertahanan Kemenko Perekonomian, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Kalteng Farid Wajdi, Kepala Perangkat Daerah di Lingkungan Pemprov Kalteng terkait lainnya, Para Kepala Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Se- Kalteng serta peserta rapat yang hadir secara langsung maupun melalui daring.(pra)