Wamendagri Bima Arya Tekankan Penguatan Ekonomi Daerah Demi Wujudkan Indonesia 5 Besar Dunia
JAKARTA, Kalteng.co – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan pentingnya memperkuat ekonomi daerah sebagai kunci agar Indonesia mampu menembus jajaran lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 mendatang.
Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Economic Leadership for Regional Government Leaders Angkatan IX Tahun 2025, kerja sama Bank Indonesia Institute dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), yang berlangsung di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Menurut Bima, sejumlah lembaga internasional, termasuk International Monetary Fund (IMF), telah memproyeksikan Indonesia akan menempati peringkat kelima dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan skema Purchasing Power Parity (PPP). IMF memperkirakan PDB Indonesia pada 2030 mencapai 5.486 miliar dolar AS. Bahkan pada 2040, angka itu diproyeksikan melonjak menjadi 12.210 miliar dolar AS dan menempatkan Indonesia di posisi keempat dunia.
“Indonesia hanya bisa menjadi negara maju dan masuk jajaran lima besar ekonomi dunia jika mampu keluar dari jebakan kelas menengah (middle income trap),” tegas Bima.
Lebih jauh, Bima menyebutkan terdapat sejumlah prasyarat agar proyeksi tersebut bisa terwujud. Pertama, menjaga pertumbuhan ekonomi konsisten selama satu dekade. Kedua, memperkuat investasi dan koperasi sebagai instrumen pemerataan sekaligus motor kemandirian. Ketiga, mendorong produksi nasional lewat optimalisasi potensi pangan, industri, hingga hilirisasi.
Ia juga menekankan pentingnya pemberantasan korupsi serta efisiensi belanja negara dan daerah demi menghentikan kebocoran anggaran.
“Tugas Kemendagri hari ini adalah memastikan adanya sinergi, sinkronisasi, dan akselerasi. Tiga hal inilah yang selalu kami evaluasi bersama pemerintah daerah,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Wamendagri turut menyinggung Asta Cita, program prioritas Presiden yang dinilai mampu menjadi strategi berkesinambungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disinergikan dengan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih.
Menurut Bima, integrasi kedua program tersebut akan memperkuat pemanfaatan hasil pangan lokal sehingga ekonomi daerah terdongkrak. “Jika semua program prioritas berjalan baik, maka ia akan menjadi pengungkit utama ekonomi daerah,” tambahnya.
Meski demikian, Bima menyoroti masih rendahnya kapasitas fiskal sejumlah daerah yang cenderung bergantung pada dana transfer pusat. Karena itu, ia mendorong pemerintah daerah mencari sumber pembiayaan alternatif, termasuk skema crowdfunding.
Ia juga mengingatkan pentingnya stabilitas politik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, Kemendagri mendorong pengaktifan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) guna menjaga ketertiban sosial di tingkat lokal.
“Target besar kita hanya bisa dicapai bila daerah stabil secara politik. Kepala daerah harus betul-betul mengendalikan kondisi politik dan sosial di wilayahnya,” tegas Bima.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh para kepala daerah, anggota DPRD provinsi, serta pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama Kemendagri. (pra)
EDITOR: TOPAN




