Dinas PMD Kalteng Tegaskan Dukungan Penuh untuk Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo 2025
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Kalimantan Tengah, Aryawan, menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Seminar Internasional International Day of the World’s Indigenous People 2025 Pumpung Hai Borneo (The Great Borneo’s Assembly) yang di gelar Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah.
Menurutnya, forum berskala internasional ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring masyarakat adat di Pulau Borneo sekaligus meneguhkan posisi Kalimantan Tengah sebagai pusat peradaban Dayak.
“Seminar ini bukan hanya ruang intelektual, tetapi juga sarana untuk memperkuat persatuan dan memperjuangkan hak-hak masyarakat adat di tingkat global,” ujar Aryawan di Palangka Raya, Rabu (20/8/2025).
Sekretaris Umum DAD Kalteng, Yuliandra Dedi, menjelaskan kegiatan akan berlangsung selama tiga hari, 21–23 Agustus 2025, di dua lokasi berbeda.
“Pembukaan di lakukan pada 21 Agustus di Rumah Adat Betang Hapakat dengan agenda Mimbar Demokrasi, ruang terbuka bagi masyarakat Dayak untuk menyampaikan orasi. Kegiatan berikutnya di lanjutkan di Kalawa pada 22–23 Agustus,” terangnya.
Ketua Panitia, Jhon Retei, menambahkan bahwa seminar utama akan di gelar pada Jumat (22/8) dengan menghadirkan Menteri Kehutanan sebagai narasumber utama. Selain itu, lima gubernur se-Kalimantan juga akan di beri kesempatan menyampaikan pandangan untuk menyelaraskan kebijakan pembangunan di Pulau Borneo.
Melalui Seminar Ini Kita Bisa Memperkuat Jati Diri Suku Dayak
“Kegiatan ini kita kemas agar tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga melahirkan rekomendasi strategis bagi masa depan masyarakat adat dan lingkungan di Kalimantan,” ucap Jhon.
Ketua Screening Komite, Aswin Usup, menegaskan seminar ini juga di arahkan untuk memperkuat jati diri Suku Dayak. “Kami mendorong agar 24 Juli di tetapkan sebagai Hari Dayak tingkat nasional, mengingat momentum bersejarah kebangkitan Dayak di Tumbang Anoy. Harapan besarnya, Kalteng dapat menjadi pusat peradaban Dayak yang di akui dunia,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Harian DAD Kalteng, Elia Embang, menyoroti pentingnya isu hutan adat dalam forum tersebut. “Kalteng memiliki hutan adat yang cukup luas. Perlindungan hutan adat akan menjadi salah satu topik utama yang di bahas dalam seminar internasional ini,” katanya.
Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Herson B. Aden, menyampaikan pesan Gubernur H. Agustiar Sabran yang menegaskan pentingnya seminar ini sebagai wadah menggali potensi daerah.
“Pak Gubernur berpesan, melalui seminar ini kita bisa memperkuat jati diri Suku Dayak, menjaga keberlanjutan peradaban, dan memastikan hasil rekomendasi forum ini dapat di bawa langsung kepada Presiden,” kata Herson.
Aryawan pun kembali menekankan bahwa Pemerintah Provinsi siap mendukung penuh. “Seminar internasional ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat jejaring masyarakat adat Borneo. Kita harapkan hasilnya memberi manfaat nyata bagi pembangunan daerah sekaligus pengakuan global terhadap Dayak,” tandasnya. (pra)
EDITOR: TOPAN




