Dewan Minta Pemerintah Perhatikan Kesejahteraan Guru
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Masih dalam momentum Hari Guru Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Oktober 2022, Kalangan DPRD Kalteng mendorong Pemprov melalui Dinas Pendidikan untuk memberikan perhatian kepada para Guru di tingkat SD, SMP maupun SMA/SMK/SLB.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPRD Kalteng, H. Abdul Razak, saat dikonfirmasi Kalteng.co di gedung dewan, Senin (10/10/2022). Menurutnya, guru merupakan ujung tombak pemerintah dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu bersaing secara global, sehingga perlu adanya dukungan serta perhatian bagi guru dalam menjalankan tugas mulianya.
“Saya mewakili unsur pimpinan dan anggota DPRD Kalteng mengucapkan selamat Hari Guru Sedunia, dimana dalam momentum ini saya terus mendorong agar pemerintah melalui Disdik bisa memperhatikan kesejahteraan para guru, karena guru merupakan ujung tombak pemerintah dalam menciptakan sekaligus mengembangkan SDM Indonesia yang unggul, berkualitas serta mampu bersaing secara global,” ucapnya.
Wakil rakyat dari Dapil III meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Lamandau dan Sukamara ini juga mengatakan, tanpa adanya kontribusi besar para guru, maka sudah dipastikan bahwa masyarakat akan selalu dijajah oleh kebodohan. Bahkan profesi lain seperti pejabat dan aparatur negara tidak mungkin tercipta tanpa kontribusi besar para guru dalam konteks pemberian pendidikan formal.
“Akan jadi seperti apa negara ini tanpa kontribusi guru dalam mencerdaskan bangsa. Bahkan berbagai profesi seperti pejabat maupun aparatur negara bisa tercipta karena keberadaan para guru dalam memberikan pendidikan formal,” ujarnya.
Politisi senior dari Fraksi Partai Golar ini menjelaskan, bahwa negara-negara maju seperti Jepang, sangat menghormati profesi guru sebagaimana catatan sejarah Perang Dunia II, dimana saat Jepang dikalahkan dan menyerah pada pasukan sekutu pasca mengeboman wilayah Hiroshima – Nagasaki, yang dipertanyakan oleh kaisar Jepang bukanlah prosesi militer maupun tenga medis yang selamat, melainkan berapa jumlah guru yang selamat.
“Hal tersebut tentunya membuat kita berpikir bahwa seberapa pentingnya profesi guru. Sama halnya seperti jalan pikiran Kaisar Jepang saat masa Perang Dunia II yang mempertanyakan berapa jumlah guru yang selamat pasca pengeboman Kota Nagasaki dan Hiroshima, karena hanya gurulah satu-satunya profesi yang mampu menciptakan profesi lainnya seperti tenaga medis, militer hingga membangun peradaban maju seperti sekarang, sehingga wajar apabila profesi guru sangat dihormati,” pungkas Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kalteng ini. (ina)