DPRD Kotim Dorong Penguatan Pendidikan Kebangsaan di Sekolah
SAMPIT, Kalteng.co – Di tengah derasnya arus informasi, krisis toleransi, dan lunturnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda, pendidikan karakter berbasis nilai-nilai kebangsaan dinilai kian mendesak untuk diperkuat.
Wakil Ketua II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Rudianur, yang mendorong agar pendidikan wawasan kebangsaan kembali menjadi bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah-sekolah.
Menurutnya, pendidikan kebangsaan bukan sekadar mata pelajaran, tetapi fondasi penting dalam membentuk generasi yang memiliki semangat persatuan, menghargai perbedaan, dan cinta tanah air.
“Kita tidak bisa mengabaikan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini. Saya minta kepada pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan, agar mengagendakan secara rutin kegiatan-kegiatan pendidikan kebangsaan di sekolah,” ujar Rudianur, Minggu (19/10/2025).
Ia menyoroti bahwa di masa lalu, ada program seperti Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang cukup efektif dalam menanamkan nilai-nilai dasar kebangsaan. Meski zaman telah berubah, semangat itu menurutnya tetap relevan dan harus dikemas dalam bentuk yang lebih aktual.
“Kalau dulu ada P4, sekarang bisa dalam bentuk program atau kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi generasi masa kini. Intinya tetap sama: menanamkan rasa hormat, toleransi, dan tanggung jawab sebagai bagian dari bangsa Indonesia,” tegas politisi Partai Golkar itu.
Rudianur mengusulkan agar pendidikan kebangsaan diintegrasikan ke dalam kegiatan sekolah sejak jenjang SMP hingga SMA secara berkelanjutan. Baginya, nilai-nilai ini akan menjadi bekal moral bagi siswa, terutama dalam menghadapi berbagai pengaruh negatif seperti pergaulan bebas, kekerasan, dan ujaran kebencian yang kian marak di lingkungan remaja.
“Kalau anak-anak dibekali dengan pemahaman kebangsaan yang kuat, mereka akan lebih bisa mengendalikan diri, menghormati sesama, dan menjauhi perilaku destruktif. Ini juga akan mengurangi potensi konflik di tengah keberagaman,” imbuhnya.
Lebih jauh, Rudianur melihat pendidikan kebangsaan sebagai pondasi penting dalam menjaga keharmonisan sosial di Kotim, yang dikenal memiliki latar belakang masyarakat yang heterogen.
“Kita hidup dalam keberagaman. Tanpa pemahaman yang kuat soal kebangsaan, perbedaan bisa jadi pemicu konflik. Tapi kalau kita saling menghormati, justru perbedaan itu jadi kekuatan bersama dalam membangun daerah dan bangsa,” pungkasnya. (oiq)
EDITOR: TOPAN




