DPRD KOTAWARINGIN TIMUR

Udara Panas Akibat Hutan Kritis

SAMPIT, Kalteng.co – Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) M.Abadi menyatakan, saat ini hilangnya hutan mulai terasa dampaknya. Diantaranya belakangan ini sepeti cuaca panas ekstrem hingga kepada ancaman banjir setiap musim penghujan.

“Cuaca esktrim yang panasnya luar biasa ini memang tidak lepas dari kondisi hutan yang sudah menipis dan ini secara akademis memang benar begitu, salah satu dampak dari habisnya hutan adalah pemanasan global ini,“ kata Abadi, Senin (8/5/2023).

Menurutnya, hutan membantu menyerap gas yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Pada saat suatu hutan mengalami kerusakan, maka hal tersebut bisa berakibat terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang ekstrem.

“Kondisi ini bisa saja semakin parah kalau tidak ada formulasi untuk mencegah dan menanggulanginya, Salah satu jalannya adalah mengembalikan fungsi hutan di daerah hulu. Areal hutan yang kritis harus dilakukan penghijauan dan penanaman kembali oleh pemerintah,” ujar Abadi.

Diungkapkannya, Menurut World Wildlife (WWF) pada tahun 2020, daerah tropis telah kehilangan lebih dari 12 juta hektar lahan hutan. Penebangan liar, praktik pengelolaan hutan yang buruk, dan perubahan lahan hutan untuk perkebunan berkontribusi pada kerusakan hutan.

“Untuk di Kabupaten Kotim ideal kawasan hutan yang tersisa minimal 40 persen. Sedangkan 60 persennya digunakan untuk kawasan investasi kehutanan dan perkebunan, termasuk juga permukiman,” sampai Abadi.

Dirinya juga mengatakan berdasarkan peta Tahun 2012 kawasan hutan di Kabupaten Kotim sebenarnya masih ada sekitar 70 persen. Namun dengan adanya pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit belakangan ini, maka sisanya sekarang tinggal 30 persen dari 1.554.456 hektare, dari total luas wilayah Kotim.

“Dan luasan hutan di wilayah Kotim terancam berkurang jika tidak dilakukan pemeliharaan dan pengawasan yang ketat, Ancaman yang dapat mengakibatkan luasan hutan di Kabupaten Kotim berkurang adalah akibat ulah manusia, baik itu pembukaan lahan yang tidak terkendali mau pun akibat bencana alam, yakni kebakaran. Termasuk juga perluasan lahan yang dilakukan oleh koorporasi secara besar-besaran,” pungkasnya.(bah)

Related Articles

Back to top button