PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Dalam upaya mendukung pelestarian lahan gambut dan pengelolaan karbon, Pusat Pengembangan IPTEK dan Inovasi Gambut (PPIIG) Universitas Palangka Raya (UPR) bersama para mitra pembangunan menggelar Dialog Awal Tahun Update Karbon Kalimantan Tengah 2025, yang berlangsung di lantai VI gedung PPIIG, belum lama ini.
Kegiatan ini membahas perkembangan program REDD+ di Kalimantan Tengah dan persiapan implementasi Result-Based Payment (RBP) dari BPDLH tahun 2025-2026.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan UPR, Drs. Darmae Nasir, M.A., M.Sc., Ph.D., menggarisbawahi pentingnya pelestarian lahan gambut sebagai penyimpan karbon terbesar sekaligus habitat flora dan fauna endemik.
“Lahan gambut sangat rentan terhadap kerusakan, sehingga pelestarian dan restorasinya menjadi prioritas untuk mencegah emisi gas rumah kaca dan melindungi keanekaragaman hayati,” ucapnya.
Kendati demikian, sambungnya. pengelolaan hutan dan lahan gambut yang berkelanjutan, serta penghormatan terhadap hak masyarakat adat, memainkan peran penting sebagai benteng hijau dalam menghadapi perubahan iklim.
Dialog yang menghadirkan narasumber dari berbagai institusi, seperti BAPPERIDA Provinsi Kalteng, Dinas Lingkungan Hidup, WWF Indonesia, dan Yayasan Borneo Institute, ini juga menjadi forum strategis untuk merumuskan langkah konkret terkait pengelolaan karbon. (Ina)
EDITOR: TOPAN