Kuala Kurun

Waspadai Virus Demam Babi atau ASF

KUALA KURUN,kalteng.co–Sehubungan dengan meningkatnya laporan adanya ternak yang sakit dengan tingkat kematian yang tinggi di beberapa desa di wilayah Kabupaten Gunung Mas, Dinas Pertanian setempat pun mengimbau kepada peternak babi untuk selalu waspada. Karena saat ini sedang terjadi penyebaran wabah virus yang diduga demam babi atau African Swine Fever (ASF).

“Beberapa ternak babi di Kabupaten Gumas mengalami sakit dan mati. Diduga ternak tersebut terserang demam babi afrika atau ASF,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gumas Letus Guntur melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Yuliana Elisabeth, di ruang kerjanya, Kamis (7/10) lalu.

Dia minta kepada para peternak babi yang ada di Kabupaten Gumas untuk melaporkan kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) di wilayah setempat atau ke Dinas Pertanian Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat apabila ada babi yang sakit atau mati dalam jangka waktu 1×24 jam.

Kemudian, babi yang mati harus segera dikubur untuk mencegah penyebaran virus lebih luas lagi. Para peternak dilarang menjual babi yang sakit maupun daging babi dari ternak yang sakit, segera melakukan isolasi bagi hewan yang sakit dan dipisahkan dari hewan yang sehat.

Lalu, kandang ternak yang sakit dan mati sebaiknya dikosongkan kurang lebih selama dua bulan dan dilakukan penyemprotan disinfektan. Untuk perhatian lebih lanjut para peternak bisa menghubungi nomor layanan petugas kesehatan 085248267963 atau 085252991752.

Lebih lanjut, terhitung dari bulan September sampai Oktober 2021 jumlah ternak yang sakit sebanyak 250 ekor, jumlah ternak yang mati sebanyak 111 ekor. Kasus ini menjadi perhatian pemerintah pusat yang langsung memerintahkan Balai Veteriner (B-Vet) Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk meninjau dan mengambil sampel pada hewan ternak yang sakit.

Sementara itu, Staf di Laboratorium Parasitologi B-Vet Banjarbaru Kalsel Indra Wijanarko mengatakan pihaknya datang bersama Dinas Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). “Kami akan turun kelapangan mengambil sampel kemudian sampelnya akan dibawa ke Banjarbaru untuk diteliti. Hasilnya akan keluar satu sampai dua minggu kemudian,” tandasnya. (okt/ens)

Related Articles

Back to top button