DPR Dorong Pemangku Kepentingan Kolaborasi Majukan Teknologi Industri
JAKARTA, Kalteng.co – Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin menilai perlu ada kolaborasi yang efektif di antara seluruh pemangku kepentingan untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan penguasaan teknologi industri tanah air.
Hal tersebut disampaikan Mukhtarudin menanggapi pernyataan Menperin Agus Gumiwang yang begitu optimistis deru mesin sektor industri manufaktur di Indonesia masih akan bergemuruh di tahun kelinci air 2023 ini.
Artinya, produktivitas berjalan dengan baik memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Untuk itu, Mukhtarudin berharap para pemangku kepentingan mempunyai peran penting di bidang pengembangan teknologi industri seperti perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian baik yang dimiliki oleh Pemerintah maupun swasta.
Salah satunya berfokus pada pengembangan inovasi pembuatan mesin industri dalam negeri, maka akan sangat membantu industri dalam negeri dalam proses produksi, termasuk sektor UMKM.
“Jadi kita tentu kita harus mendorong industri nasional ya. Mengingat kinerja positif yang diharapkan bisa menunjukkan geliat industri manufaktur nasional kita terus mengalami perbaikan di tahun kelinci air ini,” tandas Politisi Golkar Dapil Kalteng ini Rabu, (4/1/2022).
Diketahui, kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan daya saing dan kemandirian industri nasional melalui pengembangan dan peningkatan penguasaan teknologi industri.
“Hal ini agar industri nasional mampu menghasilkan produk-produk industri yang selama ini masih diimpor,” ujar Menperin Agus.
Kemenperin membangun Indonesia Manufacturing Center (IMC) untuk mewujudkan kolaborasi Penta-Helix yang efektif. Menurut Menperin, kolaborasi dengan para pemangku kepentingan perlu dilembagakan dalam suatu wadah.
IMC dibangun di lahan seluas 11 hektare milik Kemenperin yang berlokasi di Kecamatan Plered dan Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.
Pada tahap awal, pembangunan seluas 2 hektare mencakup gedung manajemen serta bangunan teaching industry yang pembiayaannya bersumber pada APBN Kementerian Perindustrian.
Untuk tahap pengembangan IMC selanjutnya, meliputi teaching industry dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya diharapkan dapat dilakukan melalui pola-pola kerja sama yang saling menguntungkan antara pemerintah dengan swasta atau lembaga-lembaga penelitian internasional.
“Beberapa pihak dari negara-negara yang sudah memiliki kemampuan industri yang cukup tinggi, seperti Korea Selatan dan Jepang, juga akan membantu pembangunan klaster-klaster di IMC. Seperti yang kita tahu, di setiap negara dengan industri manufaktur yang lebih maju pasti punya manufacturing center,” kata Agus.
Bersamaan dengan pembangunan fisik IMC, Kemenperin juga tengah menyiapkan suatu platform digital untuk proses pengumpulan dan analisis data dalam mendukung pengambilan keputusan terkait layanan IMC.
Platform digital tersebut rencananya dapat mulai dimanfaatkan pada tahun 2023 sebagai media komunikasi dan transaksi antara IMC dengan center of excellence perguruan-perguruan tinggi, lembaga riset, serta perusahaan industri manufaktur dalam berkolaborasi secara virtual.
“IMC diharapkan dapat terus berkembang secara dinamis, adaptif dan inovatif menjadi suatu lembaga kolaborasi yang dapat memberikan layanan one stop solution bagi pemecahan masalah-masalah industri dalam hal penguasaan teknologi maupun berinovasi,” pungkas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (pra)