KALTENGOPINIPalangka RayaRAMADANTAFAKUR RAMADHANUtama

Raih Kesucian Diri di Hari yang Fitri

Oleh: Dr. H. Noor Fahmi, M.M Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah /Khatib Idul Fitri 1 Syawal 1446H/31 Meret 2025 di Masjid Raya Darussalam Palangka Raya, Kalteng

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللَّهِ  الْحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Pada hari ini, Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa mengagungkan Nama dan ciptaan Nya dengan lantunan takbir, tahmid dan tahlil. Setelah kita sempurnakan puasa di Bulan Ramadhan kita juga diwajibkan mengungkapkan rasa syukur terhadap berjuta nikmat yang telah dianugerahkan Nya. Sudah selayaknya kita bersujud, bersyukur seraya berharap semoga kita termasuk orang yang pandai mensyukuri nikmat. Hal ini telah difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 185:

وَلِتُكْمِلُوا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).”

Dengan takbir yang kita kumandangkan saat ini, kita juga meneguhkan dalam hati kita bahwa Allah lah Dzat yang paling besar. Ketika takbir kita kumandangkan saat berpuasa kita juga meneguhkan untuk mengecilkan pengaruh hawa nafsu dan mengagungkan kebesaran Allah didalam sanubari kita. Lalu apa sebenarnya tujuan kita selalu takbir dalam kehidupan kita?

Hadirin rahimakumullah,

Takbir mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mengecilkan hal-hal duniawi yang sering kita besar-besarkan dalam kehidupan kita. Dalam keseharian kehidupan, kita harus mengakui bahwa sering kita takbir dalam shalat namun diluar shalat kita masih sering mengagungkan kekayaan, kekuasaan dan jabatan. Diluar shalat kita masih dibanggakan dan diperbudak oleh nafsu dengan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita.

Kita sering takbir dalam shalat namun dikehidupan sehari-hari kita ditengah masyarakat sering melupakan Allah SWT. Mulut kita bertakbir namun hati kita ditutupi dengan rasa takabbur, bangga dengan ke-akua-an kita. Kita sering merasa paling penting, paling hebat dan paling segalagalanya.

Kita sering memanfaatkan jabatan, harta dan gelar yang seharusnya dipergunakan untuk kemaslahatan ummat namun malah kita manfaatkan untuk kemafsadatan dan kepentingan diri sendiri.

Hadirin rahimakumullah, Kita sering beribadah siang dan malam namun disisi lain kemaksiatan dan kedzaliman juga terus dilakukan dalam kehidupan. Ibadah sering kita

lakukan hanya sebatas menggugurkan kewajiban dan agar terlihat oleh orang lain untuk mendapatkan pujian. Kita menahan lapar dengan tidak mimun dan makan namun kita berbuka dengan makanan haram yang didapatkan.

Dalam puasa kita kehausan dan menahan lapar serta seluruh anggota badan kita merasakan keletihan tapi disisi lain kita tetap melakukan kemaksiatan. Kita khusyuk dalam shalat namun kita juga sering merampas hak sesama setiap saat.

Banyak dari kita fasih dan hafal dengan Hadits dan Al Quran namun digunakan untuk menyalahkan dan mengkafirkan. Banyak dari kita berpuasa penuh di bulan Ramadhan namun kita memenuhi dunia ini dengan kemaksiatan dan kedzoliman.

Ya Allah… Ya Ghaffar… karuniakanlah ampunan Mu kepada kami atas dosa-dosa dan kealpaan kami. Kami sering tersesat dan diperbudak oleh nafsu. Oleh karena itu anugerahkanlah kepada kami kekuatan untuk dapat mengendalikan nafsu dan dapat terus mengagungkan-Mu dalam takbir diseluruh kehidupan kami.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button