PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Sebanyak 32,1 persen anak sekolah, rentang usia 10-18 tahun di Indonesia dinyatakan sebagai perokok aktif atau ketagihan merokok. Hal inipun mendapat perhatian dari Anggota Komisi III DPRD Kalteng Hj Sri Neni Trianawati.
Menurut legislator membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ini, dengan kondisi yang seperti ini pihak sekolah harus menyadari sekaligus mewaspadai besar dampak yang ditimbulkan terhadap prestasi belajar sang anak.
Untuk itu Sri Neni meminta kepada pihak sekolah untuk lebih ekstra dalam melakukan pengawasan dan pemantuan terhadap para siswa, terutama murid laki-laki yang di dominan terbanyak dalam riset pecandu rokok terbanyak.
“Awalnya hanya didasari dengan mencoba-coba, selanjutnya terbawa oleh suasana lingkungan sekitar, kemudian menjadi kebiasaan. Sangat disayangkan usia terbilang muda sudah harus menjadi seorang pecandu rokok. Untuk itu saya meminta kepada pengajar di sekolah, para siswa diberi pengawasan ekstra agar tidak salah jalur dalam menempuh pendidikannya,” ucap Sri Neni kepada Kalteng.co, Minggu (12/6/2022).
Politikus perempuan dari Partai Golkar ini menambahkan, Pendidik atau guru adalah orang tua pertama di sekolah, dengan sendirinya peran serta pengawasan dilakukan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang para siswa yang ada di sekolah. Pasalnya, memasuki tahap peremajaan, anak-anak memiliki rasa penasaran serta keingintauan untuk mencoba sesuatu sangatlah tinggi.
“Selain guru, peran orang tua juga tidak lepas untuk melakukan pengawasan terhadap anaknya. Semua saling bersinergi, guru dan orang tua selalu melakukan monitoring terhadap kegiatan yang dilakukan sang anak. Diantaranya memantau pergaulannya, lingkungannya, dan aktivitas yang dikerjakan sehari-harinya sang anak,” pesan Sri Neni.
Wakil rakyat Dapil IV Kalteng ini juga meminta kepada para guru dan orang tua agar bisa berperan aktif dan maksimal dalam membimbing pengembangan karakter sang anak. Hal ini penting dilakukan agar karakter sang anak dapat terbentuk dengan baik dan sesuai harapan. Dimana karakter dimaksud dapat terbentuk hingga sang anak memiliki empati, simpati dan partisipatif disertai keimanan dan ketakwaan yang kuat dan luar biasa.
“Mari bersama menjaga aktivitas dan kesehatan sang anak, karena merekalah calon penerus bangsa kedepannya. Lakukan pengawasan dengan semaksimal mungkin agar siswa/anak tidak salah dalam mengambil langkah dalam pergaulan, kita dorong mereka agar menjadi anak-anak yang berguna bagi nusa dan bangsa,” tutup Sri Neni. (pra)