Kelompok Tani Hutan Kereng Bangkirai Kembangkan Sedotan Purun
PALANGKA RAYA, Kalteng.co-Tumbuhan Purun atau sering juga disebut Purun Danau merupakan jenis tanaman alang-alang. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di air payau dan rawa-rawa. Tidak sedikit masyarakat memanfaatkan purun sebagai bahan kerajinan anyaman. Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Borneo Citra Lestari yang terletak di Jalan Datu Mangku, Kelurahan Kereng Bangkirai, Kota Palangka Raya, mengolah tumbuhan bernama latin Lepironia articulate tersebut menjadi sedotan.
Kepada Kalteng.co, pendamping KTH Borneo Citra Lestari, Abdul Rahman Ramli, mengatakan, pembuatan sedotan berbahan dasar purun tersebut telah pihaknya jalankan sejak awal tahun 2020. Di mana saat itu pemerintah juga tengah gencarnya mengimbau masyarakat, agar mengurangi penggunaan barang berbahan dasar plastik.
“Antusias warga sangat besar dalam memajukan usaha sedotan purun. Mereka ingin hasil olahan yang dibuat, dapat semakin dikenal dan digunakan tidak hanya oleh masyarakat Kalteng melainkan luar provinsi,” ujar pria yang akrab disapa Rahman tersebut, Jumat (2/4/2021).
Di tempat yang sama, Lurang Kereng Bangkirai, Fitriyaturrahman, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para warga yang tergabung dalam KTH Borneo Citra Lestari, yang telah berupaya membantu memajukan wilayah Kelurahan Kereng Bangkirai, baik dari perekonomian hingga pemberdayaan sumber daya manusia (SDM).
“Saya ucapkan terima kasih atas semangat, usaha dan kerjasamanya kepada para warga, semoga apa yang kita inginkan dapat tercapai dan di jabah Allah Swt,” ucap Fitriyaturrahman.
Disampaikannya, jika KTH Borneo Citra Lestari saat ini memiliki harapan yang besar kepada pemerintah, untuk dapat membantu memasarkan produk-produk hasil olahan. Mungkin bisa dengan membuat regulasi/kebijakan yang ditujukan kepada para pelaku usaha makanan dan minuman, agar menggunakan produk sedotan purun yang diolah para pengrajin.
“Jadi ada keseimbangan, baik para pelaku usaha makanan dan minuman dengan para pengrajin. Karena, ditengah kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini sangatlah sulit memasarkan produk para pengrajin,”tutup Fitriyaturrahman. (pra/uni)