Palangka Raya

Ukuran Tempe Dikecilkan Agar Usaha Tidak Kolaps

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Harga kedelai meroket. Pengrajin tempe pun di buat tak berdaya. Mereka hanya bisa berharap pada pemerintah agar bisa mengendalikan harga bahan baku.

Sukimah (50), seorang pengrajin tempe di Palangka Raya, menceritakan, kenaikan harga di rasakan semenjak enam bulan terakhir. Awal melonjaknya harga kedelai pada saat musibah banjir menimpa provinsi tetangga.

“Sejak musibah banjir itu harga kedelai melonjak. Bahkan saat bahan baku utama itu langka, kami sempat libur memproduksi tempe,” katanya kepada awak media di kediamannya, Selasa (8/6/2021).

Warga Jalan Rasak, Kelurahan Panarung ini, menyebutkan, guna mempertahankan produksinya dia terpaksa meminimalisir penggunaan kedelai untuk hasil tempe yang di buat.

“Untuk mengatasi ini, kami terpaksa mengurangi takaran kedelai dalam pembuatan tempe. Misalnya seperti pengurangan ukuran tempe yang di olah,” paparnya.

Ditambahkannya, saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp11.500 per kilogram. Harga normal sebelumnya hanya mencapai kisaran Rp. 8.500 per kilogram.

“Dalam satu kali produksi, kami membutuhkan hingga dua karung kedelai. Satu karungnya seberat 50 kilogram,” sebut wanita berkaca mata tersebut.

1 2Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button