Menyemai Harapan di Kebun Pekarangan
Dalam setahun terakhir, jumlah penerima manfaat dari kegiatan pendampingan budi daya ikan dan permakultur di dua kelurahan di tepian hutan tersebut sebanyak 168 orang, yang terdiri atas 89 orang di Petuk Barunai dan 79 orang di Panjehang.
Dari jumlah tersebut, mayoritas penerima manfaat adalah kaum perempuan, terutama ibu-ibu rumah tangga. Di tengah masa sulit akibat pandemi Covid-19, budi daya ikan dan kebun di pekarangan dapat memperkuat sumber penghidupan warga di dua desa tersebut.
Iskandar (40), salah satu tokoh penggerak budi daya ikan dan permakultur di Kelurahan Petuk Barunai, mengungkapkan, meski saat ini budi daya ikan dan permakultur yang dilakukan warga di desanya masih tahap awal, dia optimistis itu akan terus berkembang.
Hal ini karena banyak warga yang sudah merasakan hasilnya. Hasil panen ikan patin warga di Petuk Barunai rata-rata berkisar antara 49 kilogram hingga 150 kilogram per panen.
Dengan harga ikan patin yang cenderung stabil, yaitu rata-rata di atas Rp 40.000 per kilogram, maka setiap kali masa panen akan menjadi berkah tersendiri bagi warga.
Iskandar yakin, dengan manfaat yang didapat dari budi daya ikan dan permakultur, ke depan dapat menjadi sandaran penghidupan warga.
“Dengan manfaat yang lebih besar nantinya, tak ada alasan bagi kami untuk tidak turut menjaga kelestarian alam di sekitar kita, baik hutan maupun sungai,” tandas Iskandar. (2)
Penulis : Mohamad Burhanudin/ Manajer Komunikasi BNF