KALTENG.CO – Sebanyak 41 persen anak-anak pernah mengalami perundungan atau dibully. Bully dapat berupa serangan fisik, maupun verbal. Berdasarkan data hasil riset Programmer for International Students Assessment (PISA) pada 2018, menunjukkan anak-anak yang mengaku pernah mengalami perundungan bullying di Indonesia sebanyak 41,1 persen.
Data 41 persen bullying ini terjadi di seluruh Negara. Dan, angka korban bully di Indonesia berada di posisi kelima tertinggi dari 78 negara di dunia. Indonesia juga disebut sebagai negara yang paling banyak murid atau anak-anaknya mengalami perundungan bullying.
Tokoh Perempuan dan putri Presiden Gusdur Yenny Wahid mengatakan alam kehidupan di masa depan si anak, perundungan atau intimidasi yang sering disebut bullying ini menjadi momok atau hantu yang mengerikan. Sehingga membayangi kehidupan si anak secara fisik dan psikis atau mental.
“Orang tua manapun tidak menginginkan anaknya menjadi korban bullying dari teman-teman atau lingkungan sekitar,’” kata Yenny Wahid, sebagai salah satu narasumber dalam peluncuran Thrive by
Five Internasional Program bersama Minderoo Foundation baru-baru ini secara virtual.
Dalam kampanye Thrive by Five Internasional Program melalui Cilukbalita oleh Minderoo,
LSM asal Australia, Yenny Wahid menyinggung tentang bullying pada anak. Menurut Direktur Wahid Institut ini, hal terpenting adalah membuat sebuah hubungan yang sehat dengan anak. Bagaimana caranya?
