Dianggap Pamali, Feri Tak Mau Angkut Jenazah
PULANG PISAU, Kalteng.co – Pelayanan feri LCT milik Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dikeluhkan. Pasalnya, feri tersebut dianggap menolak mengangkut jenazah yang akan menyeberang dari Anjir Sampit-Mintin dan sebaliknya.
“Saya sudah konfirmasi dan meminta tolong kepada Kepala Dinas Perhubunhan Kabupaten Pulang Pisau untuk membantu menyeberangkan jenazah,” kata Kepala Desa Kanamit, Hadi, Selasa (10/5/2022).
Namun, lanjut dia, permintaannya itu ditolak dengan alasan feri tersebut bukan untuk angkutan jenazah.
“Kepala Dinas Perhubungan takut ferinya rusak kalau untuk mengangkut jenazah. Karena feri itu untuk mencari uang,” ucapnya.
Hadi mengaku memaklumi kalau feri milik masyarakat tak mau melayani angkutan jenazah.
“Tapi inikan milik pemerintah daerah. Yang seharusnya selain untuk mencari PAD juga untuk sosial membantu masyarakat yang tengah berduka,” kata dia.
Terlebih, lanjut dia, ini untuk membantu kesusahan orang.
“Kalau ruas jalan Gohong-Kanamit kondisinya baik, tidak terlalu jadi masalah. Saat inikan jalannya rusak. Kasihan masyarakat,” beber dia.
Bahkan, lanjut dia, pada Ramadan lalu pasien yang meninggal di RSUD Pulang Pisau yang melalui Jalan Gohong-Kanamit, terpaksa harus estafet dari mobil jenazah pengantar ke mobil jenazah penjemput. Karena jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pulang Pisau Dr Supriyadi saat dikonfirmasi mengungkapkan, sebenarnya pihaknya tidak menolak. Mengingat kapal feri itu bukan untuk mengangkut jenazah.
“Memang semua angkutan feri tidak mau mengangkut jenazah. Karena dianggap pamali dan bisa menyebabkan kerusakan kalau untuk mengangkut jenazah. Apalagi kapal feri milik pemerintah daerah ini baru dilakukan perbaikan,” kata Supriyadi.
Menurut Supriyadi, dalam menjalankan usaha juga harus memperhitungkan hal-hal seperti itu.
“Kalau kata tetua itu pamali, kita ikuti,” ucapnya.
Dia ingin mengusulkan agar ada feri khusus untuk melayani angkutan jenazah.
“Jadi kalau ada pasien yang meninggal di rumah sakit bisa dilayani dengan cepat. Begitu juga kalau ada warga yang meninggal dan ingin dibawa pulang ke kampung yang mengharuskan melalui feri penyeberangan,” ujarnya. (art)




