KALTENG.CO-Kondisi pasar modal Indonesia tengah menjadi sorotan. Direktur Center of Economic dan Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengungkapkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia saat ini menjadi yang terlemah di Asia.
Kondisi ini terjadi di tengah pasar modal negara-negara Asia lainnya yang justru mencatatkan pertumbuhan positif.
“Situasi pasar modal Indonesia sudah masuk lampu kuning. IHSG terlemah se-Asia. Ini anomali disaat sebagian besar indeks saham Asia hijau,” kata Bhima.
Faktor-faktor Penyebab Melemahnya IHSG
Bhima menyoroti beberapa faktor yang menyebabkan koreksi tajam pasar saham Indonesia, antara lain:
- Kinerja Fiskal yang Memburuk: Sentimen investor negatif terhadap kinerja fiskal Indonesia.
- Revisi RUU TNI: Rencana revisi Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) memicu kekhawatiran investor.
- Tata Kelola Danantara: Skeptisisme terhadap tata kelola Danantara.
- Penurunan Daya Beli Masyarakat: Penurunan daya beli masyarakat yang tercermin dari impor barang konsumsi menjelang Ramadhan yang turun 21,05 persen.
- Polemik Revisi UU TNI: Ada risiko TNI masuk jabatan sipil menurunkan daya saing ekonomi Indonesia, memperbesar konflik kepentingan dan celah korupsi.
- Kebijakan Proteksionisme Donald Trump: Kebijakan proteksionisme Donald Trump juga mempengaruhi pasar saham negara berkembang.
- Faktor Domestik: Faktor domestik Indonesia memiliki andil yang lebih besar.
Trading Halt dan Ketidakpastian Pasar Modal
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan pembekuan sementara perdagangan (Trading Halt) akibat penurunan IHSG yang lebih dari 5 persen.
“Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa (18/3) telah terjadi pembekuan sementara perdagangan sistem perdagangan di PT Bursa efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:13 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan IHSG mencapai 5 persen,” kata Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad.
Bhima Yudhistira memperingatkan bahwa jika terjadi trading halt, investor asing akan terus melakukan aksi jual (sell off). Pasar modal pasca libur lebaran juga masih belum bisa dipastikan apakah akan rebound. (*/tur)




