PENDIDIKAN

Peran IAKN Palangka Raya Menangkal Radikalisme

PALANGKA RAYA kalteng.co – Perkembangan paham radikal menjadi salah satu ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Paham radikal yang mengarah pada perilaku ekstremis, bahkan berujung pada kekerasan dan teror menjadi musuh bersama tidak hanya di Indonesia, namun segenap warga dunia.

Untuk itu dunia pendidikan seyogyanya turut berperan dalam menangkal derasnya paham-paham ekstrem, yang mencoba menggerus ideologi Pancasila. Disamping itu, peralihan ke era digital dewasa ini turut andil dalam memperparah penyebaran paham radikal di kalangan generasi muda sebagai ‘netizen’ aktif.

Ujaran kebencian dan SARA yang menjadi benih-benih intoleransi tentu perlu dicegah secara dini. Sebab radikalisme muncul diawali oleh sikap intoleran. Maka dari itu, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya menggelar seminar dan webinar dengan tema “Pendidikan Kritis Sebagai Jawaban Atas Tantangan Radikalisme”, Senin (30/11).

Anggota DPR-RI Dapil Kalteng, Dr Ir Willy Midel Yoseph MM, saat hadir sebagai narasumber dalam seminar tersebut memaparkan materi tentang ‘radikalisme sebagai tantangan kebangsaan’. Menurut dia, peserta yang hadir harus berpedoman pada Pancasila sebagai ideologi dan 4 pilar kebangsaan.

“Hindari berafiliasi dengan organisasi atau kelompok yang pahamnya ekstrem, anti pemerintah atau anti demokrasi,” tegasnya.

Webinar ini dihadiri pemateri dengan latar belakang rohaniawan, Romo Dr Vitus Rubianto Solichin dosen dari STT Driyarkara, Jakarta, yang memaparkan materi ‘pandangan teologis terhadap paham radikalisme’. Romo Vitus membedah paham radikalisme dalam perspektif teologis mengingat basic dari mahasiswa IAKN Palangka Raya adalah calon guru pendidikan agama kristen serta calon pendeta.

Webinar ditutup pemateri dengan berlatar belakang akademisi dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Izak Y.M Lattu Ph.D. Materi yang disampaikan mengenai critical thinking dan pluralisme dalam nasionalisme Indonesia.

“Pemahaman moderasi beragama dan penerimaan terhadap kondisi bangsa yang majemuk tentu perlu ditanamkan pada para mahasiswa sebagai bentuk penangkal paham radikalisme,” katanya.

Ketua pelaksana Prasetiawati M Th berharap, melalui kegiatan yang pesertanya tergabung secara daring 300 orang dan luring 100 orang ini seluruh civitas akademika di IAKN Palangka Raya dapat menjadi filter terhadap perkembangan paham radikalisme.

“Selain itu dapat menumbuhkan pemahaman dan komitmen bersama yang kuat untuk melawan radikalisme, dengan tertanamnya semangat bela negara berdasarkan Pancasila,” tandasnya. (sos/nue/b10/aza)

Related Articles

Back to top button