Direktur PT Adhi Graha Dituntut 3 Tahun 6 Bulan Penjara
PALANGKA RAYA,kalteng.co-Kasus dugaan penipuan yang menjerat Direktur PT Adhi Graha Properti Mandiri Arie Respati disidangkan kembali di Pengadilan Negeri (PN) Palangka Raya. Jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalteng menuntut bos usaha bidang properti tersebut dihukum selama tiga setengah tahun penjara atau tiga tahun enam bulan.
Tuntutan hukuman untuk terdakwa kasus dugaan penipuan terkait pembangunan mal atau pusat perbelanjaan Palangka Raya Trade Center ( PTC) dan kompleks perumahan yang gagal dibangun beberapa waktu lalu itu dibacakan jaksa dalam sidang lanjutan yang digelar di gedung PN Palangka Raya, Rabu (1/9).
“Menuntut menjatuhkan pidana penjara kepada terdakwa Arie Respati dengan pidana penjara selama tiga setengah tahun dikurangi masa selama terdakwa ditahan,” ucap Hulman Erizan Situngkir SH selaku JPU saat membacakan tuntutan dalam sidang yang dipimpin ketua majelis hakim Paskatu Hardinata.
Arie yang merupakan Direktur PT Adhi Graha itu dianggap oleh jaksa terbukti bersalah melakukan tindak pidana penipuan yang dilakukannya terhadap korban Kristiani, warga Palangka Raya. Sejak 2019 hingga 2020, Arie menawarkan kepada Kristiani untuk membeli sejumlah ruko dan outlet di Mal Palangka Raya Trade Center (PTC) dan Adonis Samad Trade Center yang rencananya dibangun pihak PT Adhi Graha.
Untuk pembelian ruko dan outlet tersebut, Arie juga menjanjikan kepada Kristiani akan mendapatkan bonus rumah di kompleks perumahan yang juga akan dibangun perusahaan properti tersebut. Kristiani yang tertarik dengan tawaran terdakwa, memutuskan membeli hampir lebih dari 150 outlet dan ruko di kedua mal tersebut.
Kristiani pun menyerahkan uang kepada terdakwa Arie Respati dengan total lebih kurang Rp6,81 miliar. Hari berganti hari, bulan pun terus berganti, tapi dua mal yang sempat digembar-gemborkan sebagai mal terbesar di Kalteng ini gagal dibangun oleh PT Adhi Graha. Akibatnya korban Kristiani mengalami kerugian sebesar Rp6,81 miliar.
“Perbuatan terdakwa ini terbukti secara hukum melanggar Pasal 378 KUHPidana tentang Perbuatan Penipuan,” kata Hulman membacakan materi tuntutan jaksa. Usai pembacaan tuntutan, Ketua Majelis Hakim Paskatu Hardinata menyatakan memberi kesempatan kepada terdakwa Arie Respati untuk menyampaikan nota pembelaan dalam sidang yang akan digelar Rabu depan. “Saudara dipersilakan menyiapkan pembelaan saudara untuk dibacakan pada persidangan nanti,” ujar Hakim Paskatu Hardinata yang juga merupakan Ketua PN Palangka Raya ini.
Arie yang mengikuti jalannya sidang kasusnya dari Rutan Palangka Raya pun mengiyakan ucapan ketua majelis. “Iya pak hakim,” jawab pria yang selama persidangan kasusnya itu memilih maju seorang diri tanpa didampingi pengacara. Ditemui wartawan usai sidang, Hulman Erizan Situnngkir SH selaku tim JPU mengatakan bahwa salah satu pertimbangan pihaknya menuntut Arie Respati dengan hukuman tiga tahun enam bulan penjara, karena terdakwa telah melakukan tindak pidana penipuan yang merugikan banyak orang.
“Karena yang jadi korban ternyata banyak di Kota Palangka Raya ini, tidak hanya korban ibu itu saja,” tutur Hulman sembari menambahkan bahwa perbuatan terdakwa telah meresahkan masyarakat. Hal lain yang juga memberatkan terdakwa Arie Respati dalam kasus ini, menurut Hulman, karena berdasarkan fakta persidangan, terdakwa ternyata tidak melakukan pengembalian kerugian yang dialami korban Kristiani selaku pelapor. “Kerugian korban sangat besar, tapi tidak ada dana yang dikembalikan ke pelapor,” pungkasnya. (sja/ce/ala)