Ekonomi Bisnis

Terinspirasi dari YouTube

Budidaya buah-buahan tak harus menggunakan lahan yang luas. Lahan sempit pun bisa disulap menjadi tempat budidaya tanaman buah anggur. Seperti yang dilakukan I Kadek Agus, anggurnya tumbuh subur. Hasilnya selain memperindah halaman, dari sisi ekonomi juga bisa menguntungkannya.

WUDI ASHADI, Palangka Raya

SALAH satu ASN di IAHN-TP Kota Palangka Raya ini dengan gembiranya memperlihatkan hasil budidaya anggur impor yang berhasil ditamannya sejak tujuh bulan lalu, dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya yang sempit.

Jika datang ke sini, ada 10 varietas anggur impor yang akan Anda temui. Seperti transfiguration, ninel, julian, boikonur new, jubile, akademik, jupiter, dixon, cbr dan everest.

Dari 10 variatis tersebut ada 5 varian yang sudah berbuah. Soal rasa, lumayan manis dengan tingkat kemanisan 18-20 brix. Untuk buah perdana ini tidak ia dijual, melainkan digunakan sebagai uji coba bagi siapapun yang berkunjung dan ingin merasakan sensasi anggur impor.

Berita Terkait……..Meraup Puluhan Juta Rupiah dari Budidaya Jamur Tiap Bulan

Meskipun I Kadek Agus tidak menjual buah anggur tersebut, namun ia menjual bibit anggur tersebut. Untuk harga bibit anggur disesuikan dengan besarnya pohon dan varietasnya. Harga bibitnya mulai dari Rp150.000 hingga Rp400.000.

“Ke depan saya akan mengembangkan bibit anggur ini lebih banyak lagi, agar masyarakat lebih mudah mendapatkan bibit anggur impor. Sebab jika membeli secara online di media sosial terkadang hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Kalau bulan Mei kemaren ada empat pohon bibit yang terjual,” ucap I Kadek Agus kepada Kalteng Pos, Kamis (3/6/2021).

I Kadek Agus menceritakan, untuk membudidayakan anggur impor tersebut, ia tidak mengikuti kelas atau pelatihan khusus, ia hanya belajar dari youtube saja.

“Saya melihat budidaya anggur ini dari youtube, jadi saya terinspirasi. Setelah itu saya lakukan budidaya, usia lima bulan anggur saya ini sudah ada buahnya,” ujarnya.

Untuk perawatannya, I Kadek Agus menyebut, menggunakan semi organik, kombinasi antara pupuk kimia dan pupuk organik cair serta kompos. Pupuk organik dan kompos tersebut ia buat sendiri dengan menggunakan sisa-sisa sayuran dan sisa makanan seperti buah-buahan dan lain lain.

Menurut I Kadek Agus, budidaya yang ia lakukan tidak hanya untuk mengisi waktu luang disela-sela tidak ada kesibukan kerja di kantor, namun juga sebagai penghijauan.

Sebab bagi dia, berkebun di halaman rumah bermanfaat bagi kesehatan, karena akan menciptakan suasana asri dan udara yang segar. Bonusnya, ada sisi ekonomi juga yang didapatkan, meski belum banyak.

“Saya berharap, masyarakat Palangka Raya bisa memanfaatkan perkarangan rumahnya untuk berkebun. Karena ini juga ada nilai ekonominya,” tandasnya. (aza)

Related Articles

Back to top button