Bonus Demografi, Ini Masalah yang Harus Dihadapi Bangsa Indonesia
KALTENG.CO – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai tantangan dunia kerja semakin berat seiring dengan era bonus demografi. Sehingga jika bonus demografi tidak di kelola dengan maksimal, dapat menimbulkan kerugian dan masalah bagi bangsa Indonesia.
Menurut data statistik Kemendikbud tahun 2020, angka kasar perkiraan lulusan SMA sebanyak 3,6 juta per tahun, dan yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi hanya 1,3 juta lebih. Sementara per tahun, perguruan tinggi meluluskan 1,3 juta mahasiswa. Kemudian yang bekerja sebanyak 46 juta dan menganggur sebanyak 9 juta orang.
“Dari total data tersebut, paling tidak negara harus menyediakan lapangan pekerjaan baru hingga 2 juta per tahun. Dan inilah tantangan paling berat tentunya dengan bonus demografi,” kata Muhadjir kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).
Ancaman lainnya yang bisa di timbulkan lagi yakni aging population. Pasca bonus demografi, penduduk usia produktif yang semula mendominasi otomatis akan bergeser menjadi penduduk usia tua dan akan memasuki era aging population.
“Ancamannya kalau nanti yang produktif menjadi lansia, kalau dia ketika usia produktif tidak melakukan hal yang produktif. Tidak punya tabungan dan lainnya dan itu akan membebani negara,” jelas Muhadjir.
Maka dari itu, momentum bonus demografi harus di pertahankan dan di manfaatkan secara efektif. Karenanya, di perlukan implementasi masif pelaksanaan Perpres 72/2021, agar angka stunting menurun melalui penanganan yang komprehensif; pengendalian berbagai jenis penyakit, dan merealisasikan imunisasi dasar lengkap.
Momentum bonus demografi juga harus di sertai penumbuhan pusat-pusat ekonomi baru yang di sinkronkan dengan pengembangan pendidikan vokasi; memberi peran lebih banyak pada wanita; serta menambah skill usia produktif sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.(tur)