PANGKALAN BUN, Kalteng.co – Mengaku selama ini selalu dimaki dan dimarahi sang ibu, M Fadli Sukamto (22) tega menghabisi ibunya. Pelaku tercatat sebagai mahasiswa disalah satu Universitas di Semarang, Jawa Tengah.
Namun emosi yang membuatnya kalap membawa dirinya nekat pulang ke rumah di Desa Pandu Senjaya Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) untuk membalas sakit hatinya. Alhasil bukan permasalahan selesai, justru pelaku membuat geger masyarakat.
“Jujur saya sakit hati karena ucapan mama selama ini yang tidak bisa diterima. Hampir setiap hari mendapatkan omelan dan caci maki melalui telepon,” kata pelaku.
Dia selama ini sudah menerima apapun hinaan dan caci maki yang diterimanya. Pada saat dirinya pulang kerumah maupun ketika berada di Semarang. Selalu ada saja omongan yang membuatnya sakit hati melalui telepon.
Bahkan setiap ada kesalahan kecil permasalahan yang dahulu kala selalu diingat dan diucapkan. Sehingga sakit hati yang begitu mendalam membuatnya pulang ke rumah untuk membalas.
“Ketika sampai rumah bukan ucapan yang baik, saya dikatain kamu Dajjal bukan anak kandungku. Ngga usah anggap aku mama kamu,” ujarnya.
Setelah perkataan itulah membuat dirinya kalap dan langsung memukul sang ibu yang kala itu duduk diatas kasur kamarnya. Sakit hati yang terlalu dalam membuatnya lupa diri sehingga terus memukul menggunakan tangan kosong.
Bahkan ketika menemukan seterika disekitar lokasi langsung diambil dan memukul wajahnya sebanyak dua kali. Korban yang kala itu sudah dalam kondisi roboh dan tengkurap masih dipukuli.
Dia juga mengaku tidak sampai disitu saja, dalam keadaan emosi pergi ke dapur dan mengambil pisau langsung menggorok leher korban.
“Ibu saya sempat berteriak minta tolong, tetapi saya tidak menggubrisnya karena pikiran kala itu kosong dan emosi. Usai membunuh saya terdiam dan langsung muntah melihat darah dimana-mana,” pungkasnya.
Setelah melakukan aksinya, dia berdiam diri dan duduk didalam kamarnya bersama jenazah sang ibu. Lantaran pada saat itu kondisi seluruh tubuhnya tidak mampu digerakkan. Sehingga hanya berdiam diri.
Keesokan harinya dirinya menyadari atas aksi yang dilakukan sembari menangis keluar rumah dan langsung pergi ke Polsek Pangkalan Lada menyerahkan diri.(son)