Meningkatkan Daya Tarik Investasi di Kalimantan Tengah Melalui Penyusunan IPRO Ecotourism 2024
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Dalam upaya menarik minat investor, penting untuk menyiapkan materi promosi yang matang dan mempresentasikannya dengan jelas kepada calon investor. Salah satu tantangan utama saat ini adalah memastikan bahwa proyek yang ditawarkan telah siap untuk diinvestasikan dengan kondisi yang sudah bersih dan jelas. Untuk menjawab tantangan tersebut, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah (DPMPTSP Prov. Kalteng) mengadakan Rapat Akhir Penyusunan Investment Project Ready to Offer (IPRO) Kalimantan Tengah 2024 di Aula DPMPTSP Prov. Kalteng, Senin (2/12/2024).
Penyusunan IPRO dengan tema Ecotourism ini bekerja sama dengan PT. Superintending Company of Indonesia (SUCOFINDO) Cabang Banjarmasin. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran komprehensif kepada investor dan pemangku kepentingan mengenai peluang dan potensi investasi di sektor ecotourism. Selain itu, juga dilakukan analisis kelayakan investasi dari berbagai aspek, seperti teknis, pasar, lokasi, legalitas, dan aspek ekonomi. Penyusunan IPRO ini juga bertujuan untuk menyediakan informasi terkait kebutuhan lahan dan ruang yang sesuai untuk pengembangan ecotourism, kesiapan infrastruktur, serta analisis ekonomi dan potensi kelayakan pengembangan.
Dalam sambutannya, Plh. Kepala DPMPTSP Prov. Kalteng, Agus Candra, mengungkapkan bahwa setelah rapat awal sebelumnya, DPMPTSP Prov. Kalteng kini tengah menyusun dokumen IPRO dengan tema ecotourism yang melibatkan sektor-sektor terkait, seperti pariwisata, pertanian, peternakan, dan sektor lainnya yang saling bersinergi.
“Melakukan promosi investasi menjadi keharusan dalam menarik calon investor, karena investor yang berbisnis dan berinvestasi dapat membantu mengatasi keterbatasan pembiayaan untuk pembangunan daerah serta peningkatan kesejahteraan rakyat, selain melalui APBD. Kehadiran investasi juga dapat meningkatkan capital inflows, menciptakan lapangan pekerjaan, pendapatan pajak, dan transfer teknologi yang mendorong terciptanya inovasi di daerah,” ujar Agus.
Agus juga menekankan bahwa investasi merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian daerah dan nasional. Realisasi investasi berperan sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat perputaran roda perekonomian daerah.
“Mewujudkan hal tersebut memerlukan sinergi dan kolaborasi yang berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, aman, ramah, dengan infrastruktur yang memadai dan kemudahan dalam berusaha, sehingga dapat menarik minat investor,” tutup Agus. (pra)
EDITOR : TOPAN




