Expose LIVE Mekanisme Perlindungan Baru Bagi Investor
JAKARTA, kalteng.co – Kegiatan Public Expose LIVE adalah mekanisme perlindungan baru bagi investor dengan meminimalisasi potensi terjadinya informasi asimetris.
“Informasi asimetris adalah suatu kondisi jika salah satu pihak memiliki informasi lebih banyak atau lebih diuntungkan dibandingkan pihak lainnya,” ujar Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi Jumat (10/9/2021).
“Melalui Public Expose LIVE, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman investor terhadap kinerja Perusahaan Tercatat di BEI,” imbuhnya.
Hasan Fawzi juga memberikan apresiasi bagi seluruh stakeholders yang terlibat dan menyukseskan penyelenggaraan Public Expose LIVE 2021. Hasan berharap konsep yang diterapkan pada Public Expose LIVE 2021 dapat memberikan inspirasi bagi pelaksanaan berbagai kegiatan edukasi pasar modal lainnya agar menjangkau lebih luas dan lebih bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa.
Berita Terkait…..Investor dan Masyarakat Harus Jalin Kemitraan
Menurut dia, pengalaman Public Expose LIVE 2020 menjadi bekal utama pendorong kesuksesan penyelenggaraan Public Expose LIVE tahun ini. Seluruh Perusahaan Tercatat yang mengikuti Public Expose LIVE 2021 berasal dari seluruh sektor industri dan dihadiri secara lengkap oleh direksi beserta jajaran manajemennya.
Ia menjelaskan, Public Expose LIVE 2021 semula akan diikuti oleh 50 Perusahaan Tercatat, namun PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengundurkan diri sehingga total terdapat 49 Perusahaan Tercatat yang berpatisipasi.
Dari 49 Perusahaan tersebut, lanjut dia, sebanyak 39 sesi public expose dihadiri oleh >500 peserta, dengan 14 sesi dihadiri >1000 peserta, bahkan 2 sesi public expose, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dihadiri oleh 3.731 peserta, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat rekor baru dengan dihadiri oleh 2.794 peserta
Ia menegaskan, pendekatan baru pemaparan kinerja Perusahaan Tercatat dengan penggunaan teknologi dan telah diterapkan sejak Public Expose LIVE 2020 ternyata juga direspon dengan sangat baik oleh masyarakat. Dari 49.395 peserta sesi public expose, data menunjukkan bahwa 56 persen pengakses merupakan investor dari kalangan generasi milenial yang berusia 24-39 tahun.
“Hal tersebut mengindikasikan bahwa pendekatan berbasis teknologi digital dan virtual ini tepat sasaran serta sesuai dengan pesatnya peningkatan jumlah investor dari generasi milenial,” tandas Hasan. (aza)