BeritaKESEHATANLife StyleMETROPOLIS

Jangan Anggap Remeh! Ini Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Kulit

KALTENG.CO-Polusi udara yang terjadi akibat cuaca tidak menentu atau ekstrem jangan dianggap remeh. Karena, tidak hanya dapat menyebabkan Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), melainkan juga dapat menganggu kesehatan kulit.

Kok bisa? Simak penjelasannya.

Dokter spesialis kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Arini Astasari Widodo, MS, Sp.KK menyebutkan, polusi udara bisa menyebabkan dampak merugikan pada kesehatan kulit, seperti memicu stres oksidatif dan peradangan.

“Polusi udara dapat menyebabkan berbagai efek merugikan pada kesehatan kulit. Partikulat zat halus, misalnya, dapat menembus jauh ke dalam kulit, memicu stres oksidatif dan peradangan,” jelas Arini.

Dilansir, anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu menjelaskan bahwa kulit yang terpapar polutan, seperti partikel debu, gas buang kendaraan bermotor, dan polutan industri dapat mengalami peningkatan kekeringan, peradangan, dan kepekaan yang mengarah pada munculnya eksaserbasi pada pasien yang telah memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya.

https://kalteng.co https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Tak hanya itu, polutan juga dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada jerawat, eksim, atau pun rosacea. Selain itu, jika terpapar polusi udara terus menerus juga dapat meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit, seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin.

“Hal ini dapat menyebabkan mudah timbul masalah bintik atau bercak gelap pada kulit yang terpapar secara langsung dengan polutan,” katanya.

Kemudian, kualitas udara yang buruk juga dapat menyebabkan peningkatan risiko penuaan dini dan kerusakan kulit. Polutan udara seperti partikel halus (PM2.5) dan polutan oksidatif dapat merusak kolagen dan elastin dalam kulit yang mengakibatkan kulit keriput, munculnya garis halus, dan menghilangkan kekencangan kulit.

Untuk mencegah dampak buruk akibat polusi udara pada kulit, ia menyarankan rutinitas perawatan kulit yang mencakup membersihkan dan melembabkan kulit, serta melindungi kulit dari faktor-faktor di lingkungan.

“Membersihkan kulit secara teratur, terutama di lingkungan perkotaan, dapat membantu menghilangkan polutan yang terakumulasi pada kulit,” terangnya.

Selain itu, ia juga menambahkan jika regimen perawatan kulit yang kuat, yang dapat melindungi barrier kulit dan penggunaan produk yang kaya antioksidan dapat memberikan pertahanan terhadap efek merugikan polusi dengan membantu dalam menetralkan radikal bebas dan mengurangi peradangan.

Arini juga menyoroti pentingnya inisiatif publik dan pemerintah dalam menangani masalah-masalah kulit terkait polusi.

Menurutnya, mendorong pengurangan emisi dan regulasi yang lebih ketat terhadap polutan industri dapat membantu mengurangi dampak merugikan polusi terhadap kesehatan lingkungan dan kulit.

“Dengan meningkatkan kesadaran, menerapkan langkah-langkah pencegahan, dan memfasilitasi kolaborasi antara peneliti, dokter, dan pembuat kebijakan, kita dapat bekerja untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kulit di dunia yang semakin terpapar polusi,” pungkas Arini. (*/tur)

Related Articles

Back to top button