Berita

2021, Kinerja Kredit Tambah Bagus

JAKARTA– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) percaya diri dengan kinerja kredit tahun depan. Sebab, perekonomian nasional menunjukkan tren membaik. Selain itu, kinerja industri keuangan relatif stabil di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan bahwa secara statistik, profil risiko masih terjaga. Sementara itu, permodalan dan likuiditas juga masih memadai. Tercatat, rasio risiko kredit macet (non-performing loan/NPL) 3,15 persen per Oktober. ”Sedikit naik (dibanding September, Red). Tidak ada masalah. Jauh di bawah 5 persen,” ungkapnya kemarin (23/12).

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Rasio permodalan bank (capital adequacy ratio/CAR) pada kuartal III lalu, menurut Wimboh, tinggi. Yakni, sebesar 23,74 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan capaian kuartal sebelumnya yang tercatat 22,5 persen. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) mencapai 12,12 persen year-on-year (YoY).

Wimboh mengatakan, sinyal pemulihan ekonomi juga tecermin pada kinerja sektor riil. Misalnya, penjualan kendaraan bermotor yang meningkat 21,2 persen month-to-month (MoM). Juga, indeks penjualan eceran yang membaik meski masih terkontraksi pada level 8,7 persen.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Kendati demikian, dia mengakui tidak mudah mengompensasi kemerosotan kredit pada 2021. ”Kami memperkirakan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Mungkin sekitar 6 sampai 7 persen akan tercapai dengan berbagai program yang bisa dijalankan,” harap Wimboh.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut kredit mampu tumbuh 7 hingga 9 persen. Hal tersebut didasari menguatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi pada masa yang akan datang. Itu disebabkan ada peningkatan mobilitas masyarakat di beberapa daerah, ekspansi kegiatan usaha, kenaikan penghasilan, dan ketersediaan lapangan kerja.

”Aktivitas manufaktur yang perlahan pulih juga mengindikasikan peningkatan kapasitas produksi. Sejalan dengan mulai meningkatnya permintaan,” ungkap Perry.

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai, transmisi suku bunga acuan BI 7 day (reverse) repo rate (BI7DRR) masih akan berlanjut dalam jangka pendek. Itu akan membantu pemulihan kinerja UMKM dan korporasi. Ruang penurunan suku bunga perbankan akan semakin terbuka bila dapat memitigasi risiko kredit.

”Sehingga dapat menurunkan premium risk yang juga merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi suku bunga perbankan. Khususnya, suku bunga kredit,” ujarnya kepada Jawa Pos (Grup Kalteng Pos). (han/c13/hep/jpg)

Related Articles

Back to top button