8 Kebiasaan Pria yang Sering Bikin Wanita Bingung dan Berujung Pertengkaran
KALTENG.CO-Dalam sebuah hubungan romantis, perbedaan cara pandang antara pria dan wanita adalah hal yang tak terhindarkan. Mulai dari urusan memilih tempat makan hingga cara menyelesaikan masalah besar, perspektif yang berbeda sering kali memicu kesalahpahaman.
Banyak wanita cenderung kesulitan memahami beberapa kebiasaan pria yang dianggap membingungkan, tidak logis, atau bahkan dinilai kurang peka. Padahal, bagi sebagian besar pria, kebiasaan-kebiasaan tersebut terasa sangat wajar, natural, dan sering kali dilakukan tanpa maksud tersembunyi untuk menyakiti perasaan pasangan.
Perbedaan inilah yang jika tidak dipahami, dapat berujung pada pertengkaran yang sebenarnya bisa dihindari.
Dilansir dari laman Global English Editing, berikut adalah 8 kebiasaan khas pria yang kerap menjadi pemicu ketegangan dalam hubungan karena sulit dimengerti oleh wanita:
1. Momen “Menghilang” ke Dalam ‘Man Cave’
Ini adalah salah satu kebiasaan yang paling membingungkan bagi wanita. Saat menghadapi stres, masalah, atau kelelahan, banyak pria cenderung menarik diri. Mereka akan diam, kurang bicara, dan fokus pada kegiatan yang mereka sukai (seperti bermain game, menonton olahraga, atau sibuk dengan hobi).
Bagi wanita, ini sering diartikan sebagai: “Dia marah padaku,” atau “Dia tidak ingin membicarakan masalah kita.” Padahal, pria umumnya menggunakan waktu menyendiri ini untuk memproses emosi dan mencari solusi secara internal, bukan untuk mengabaikan pasangan.
2. Solusi Langsung, Minim Empati
Ketika seorang wanita berbagi masalah—misalnya, keluhan tentang pekerjaan atau teman—ia sering kali hanya ingin didengarkan dan divalidasi emosinya (didukung secara emosional).
Namun, respons alami pria justru sebaliknya. Pria terprogram untuk mencari solusi. Alih-alih berkata, “Aku mengerti kamu pasti sedih,” pria justru langsung menawarkan, “Kenapa tidak kamu lakukan A atau B saja?” Kebiasaan ini sering dianggap wanita sebagai minimnya empati atau rasa tidak didengarkan, meskipun niat pria adalah membantu.
3. Komunikasi yang Sangat Literal (Apa Adanya)
Pria cenderung menggunakan bahasa yang lebih literal dan langsung, tanpa banyak menggunakan bahasa isyarat atau kode. Jika ia mengatakan “Aku baik-baik saja,” besar kemungkinan ia memang benar-benar baik-baik saja.
Wanita, yang sering menggunakan komunikasi tidak langsung dan mengandalkan intuisi, kerap mencoba membaca makna tersembunyi dari kata-kata tersebut. Hasilnya? Salah tafsir. Pria merasa pasangannya mencari masalah yang tidak ada, sementara wanita merasa pasangannya menyembunyikan sesuatu.
4. Keasyikan Berlebihan dengan Hobi
Bagi pria, hobi seperti memancing, otomotif, atau game bukan sekadar pengisi waktu, melainkan bagian dari identitas dan sarana untuk menghilangkan stres. Ketika seorang pria larut dalam hobinya, ia bisa menjadi sangat fokus hingga melupakan dunia di sekitarnya, termasuk pasangannya.
Kebiasaan ini sering memicu pertengkaran karena wanita merasa tidak diprioritaskan atau diabaikan, padahal pria hanya sedang menggunakan recharge time-nya.
5. Sulit Multitasking dalam Komunikasi
Cobalah berbicara serius dengan pria saat ia sedang fokus pada layar komputer atau handphone-nya. Kemungkinan besar, ia tidak akan mendengar 50% dari apa yang Anda katakan.
Pria umumnya kurang mahir dalam multitasking kognitif. Ketika mereka fokus pada satu tugas (visual atau teknis), kemampuan mereka untuk memproses informasi pendengaran yang tidak terkait akan menurun drastis. Wanita sering menganggap ini sebagai sikap tidak peduli, padahal ini lebih merupakan keterbatasan neurologis sementara.
6. Kebutuhan Akan ‘Ruang’ Setelah Pertengkaran
Setelah terjadi pertengkaran sengit, sebagian besar wanita ingin segera menyelesaikan masalah, berbaikan, dan mendapatkan kepastian emosional. Sebaliknya, pria sering kali membutuhkan waktu dan “ruang” untuk mendinginkan kepala.
Kebiasaan mengambil jarak ini sering disalahartikan wanita sebagai pria yang lari dari tanggung jawab atau tidak serius dengan hubungan, padahal tujuannya adalah meredakan ketegangan agar pembicaraan berikutnya lebih konstruktif.
7. Melupakan Detail Kecil
Hari jadi pertemuan pertama, warna baju yang dikenakan saat kencan pertama, atau detail kecil lainnya sering kali sangat penting bagi wanita, tetapi mudah terlupakan oleh pria.
Ini bukan karena pria tidak peduli dengan hubungan, tetapi prioritas memori mereka cenderung terfokus pada informasi yang bersifat fungsional atau teknis, bukan sentimental. Melupakan detail ini sering menimbulkan kekecewaan besar bagi wanita yang merasa momen penting mereka diabaikan.
8. Kurang Inisiatif Kecuali Diminta
Banyak pria menunggu instruksi yang jelas (misalnya, untuk membantu pekerjaan rumah, merencanakan liburan, atau membeli sesuatu). Mereka sering tidak memiliki inisiatif proaktif kecuali diminta secara spesifik.
Kebiasaan ini membuat wanita merasa harus menjadi “manajer” dalam hubungan, yang menimbulkan kelelahan mental (mental load). Wanita sering berharap pria dapat “membaca pikiran” atau “tahu apa yang harus dilakukan,” padahal pria sangat menghargai kejelasan dan instruksi langsung.
Pentingnya Komunikasi dan Pemahaman
Memahami 8 kebiasaan ini bukanlah tentang mengubah siapa pun, melainkan tentang menjembatani perbedaan perspektif. Komunikasi yang jujur dan eksplisit—di mana wanita menyampaikan kebutuhan emosionalnya dan pria menjelaskan proses berpikirnya—adalah kunci utama untuk mengubah potensi pertengkaran menjadi pemahaman yang lebih dalam. (*/tur)




